Kamis 28 May 2020 19:42 WIB

Digitalisasi BNI Syariah Tingkatkan Portofolio Bisnis

Transaksi mobile banking dan internet banking BNI Syariah naik signifikan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
BNI Syariah
BNI Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah digitalisasi layanan BNI Syariah membawa peningkatan portofolio secara signifikan. Ini semakin masif dengan adanya pandemi Covid-19 yang membatasi pembatasan aktivitas perbankan secara konvensional.

Direktur Keuangan & Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto menyampaikan transaksi mobile banking dan internet banking naik signifikan masing-masing 142,3 persen dan 89,3 persen. Sementara transaksi di kantor cabang hanya tumbuh 7,5 persen dan mesin ATM -8,7 persen.

Baca Juga

"Peningkatan digital sudah kami persiapkan sejak tahun lalu, dan terus meningkat, seiring dengan adanya pandemi," katanya dalam paparan BNI Syariah, Kamis (28/5).

BNI Syariah menerapkan strategi peningkatan digital banking dan transactional banking. Ini membuahkan hasil pada sisi CASA atau dana murah yang porsinya terus naik. Per kuartal I 2020, porsi CASA telah mencapai 64,96 persen.

Ini berimbas pada penurunan biaya dana sehingga margin atau imbal hasil lebih kompetitif. Peningkatan CASA didukung oleh sinergi dengan induk dan pembukaan tabungan secara digital.

Wahyu mengatakan, sinergi dengan induk dalam bentuk Sharia Channeling Office (SCO) telah menumbuhkan jumlah CASA. Per Maret 2020, ada sekitar 251.672 rekening yang dibuat melalui SCO dari total number of account sekitar 3,5 juta rekening, dengan nilai sekitar Rp 2 triliun.

Sementara itu, pembukaan rekening dari rumah sudah mencapai porsi 14,01 persen per kuartal I 2020. Sejak dibuka pada awal 2019, jumlah pembuatan rekening secara online telah mencapai sekitar 24 ribu rekening.

"Dari awal dulu di awal 2019 itu tidak sampai 0,1 persen, sekarang sudah sekitar 5.000-6.000 akun rekening per bulan, dari rata-rata pembuatan rekening 50 ribu per bulan," katanya.

Wahyu meyakini pertumbuhannya akan terus meningkat dan bisa mencapai porsi 50 persen di akhir tahun. BNI Syariah juga telah meluncurkan uang elektronik syariah Hasanahku untuk melengkapi ekosistem pembayaran syariah. Ini menjadi uang elektronik berbasis server pertama di Indonesia yang diluncurkan institusi keuangan syariah.

Direktur BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo meyakini digitalisasi menjadi new normal dalam berbisnis, termasuk industri perbankan. Ini akan membawa sumber pertumbuhan baru di sisi bisnis komersial. Pasalnya digitalisasi akan meningkatkan profit khususnya dari fee based income.

"Pandemi membawa era baru, layanan berbasis digital akan menentukan bank dapat bertahan atau tidak," katanya.

Pengembangan digital yang dilakukan sejak tahun lalu tepat dilakukan sehingga saat ini infrastruktur BNI Syariah siap menghadapi pandemi. Meski ia mengakui akan ada perlambatan bisnis, seperti dari sisi pembiayaan dan laba. Namun peluang lain juga bermunculan.

Firman menyampaikan institusi keuangan syariah tidak hanya menyediakan digitalisasi untuk sektor keuangan komersial tapi juga sosial. Digitalisasi transaksi ziswaf juga terus dikembangkan sehingga dapat memenuhi gaya hidup umat Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement