Kamis 28 May 2020 23:20 WIB

Rencana Masjid Dibuka, PBNU Minta Berkaca pada Arab Saudi

PBNU menilai perlu protokol ketat masjid sebagaimana di Arab Saudi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
PBNU menilai perlu protokol ketat masjid sebagaimana di Arab Saudi. Ilustrasi PBNU.
Foto: tangkapan layar wikipedia
PBNU menilai perlu protokol ketat masjid sebagaimana di Arab Saudi. Ilustrasi PBNU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud, meminta kepada pemerintah Indonesia mencontoh Arab Saudi untuk membuka masjid kembali di era new normal. Karena, menurut dia, Arab Saudi saat ini sudah mengeluarkan protokol kesehatan untuk beribadah di masjid.

“Masjid di Haramain itu sudah ada protokolnya untuk bagaimana bisa masuk ke masjid. Misalnya, masjid dibuka 15 menit sebelum adzan dan ditutup 10 menit setelah sholat,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (28/5).  

Baca Juga

Berdasarkan info yang diterima dari Kementerian Agama Arab Saudi dan Masjidil Haram Makkah, Kiai Marsudi kemudian menuturkan prosedur kesehatan pencegahan Covid-19 yang harus dilakukan di masjid Arab Saudi, khususnya di Masjidil Haram.

Pertama, yaitu warga Saudi yang akan beribadah dianjurkan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sanitizer, baik sebelum pergi ke masjid da setelahnya. Kedua, warga lanjut usia dan yang sakit kronis dianjurkan tetap sholat di rumah.

Ketiga, warga Saudi yang ingin membaca Alquran di masjid juga dianjurkan untuk membacanya lewat handphone atau membawa mushaf pribadi. Keempat, membawa sajadah khusus dan tidak ditinggalkan sesuai sholat.

Kelima, warga Saudi yang masuk ke masjid juga harus selalu menjaga jarak tidak kurang dari dua meter antara sesama jamaah. Keenam, tidak mengajak anak di bawah usia 15 tahun ke masjid. Ketujuh, mengenakan masker wajah. Kedelapan, melakukan wudhu di rumah.

Kesembilan, warga Saudi yang berangkat ke masjid juga dianjurkan untuk menghindari berjabat tangan. Kesepuluh, jamaah juga diimbau tidak berdesakan ketika masuk dan keluar masjid. “Terus, periode antara adzan dan iqomatnya juga tidak lama-lama, yaitu sepuluh 10 menit,” kata Kiai Marsudi.

Selain itu, tambah dia, seluruh pintu da jendela di masjid Arab Saudi juga harus dibuka. Bahkan, menurut dia, kitab-kitab yang ada di masjid dipindahkan dulu untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Kemudian, jangan membawa makanan dan minuman ke masjid. Pintu toilet dan wudhu juga ditutup, sehingga wudhunya di rumah. Nah, di Indonesia itu harus dilakukan juga dan dibuat protokolnya,” jelas Kiai Marsudi.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement