Jumat 29 May 2020 00:33 WIB

Epidemolog Unhas Sebut Penularan Covid-19 di Sulsel Menurun

Penurunan penularan Covid-19 ini terlihat dari angka infeksi di kisaran 1,9.

Petugas medis mengambil sampel darah seorang jurnalis saat  Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan (ilustrasi)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Petugas medis mengambil sampel darah seorang jurnalis saat Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Perhimpunan Ahli Epidemologi Sulawesi Selatan sekaligus Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKG) Universitas Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Ridwan Amiruddin menyebut penularan Coronavirus Disease (Covid-19) di Provinsi Sulawesi Selatan, mengalami tren penurunan. "Penurunan penularan Covid-19 ini terlihat dari angka infeksi reproduksi efektif (Rt) di kisaran 1,9," kata Prof Ridwan melalui siaran persnya diterima, Kamis (28/5).

Ia menjelaskan, pada Maret lalu, di Sulsel angka reproduksi atau tingkat penularan awal (RO) adalah tiga artinya satu orang bisa menularkan virus corona 3 orang lainnya. Sekarang akhir bulan Mei dengan berbagai program pengendalian dan pencegahan angka reproduksi (Rt) di kisaran 1,9. "Idealnya angka reproduksi (Rt) harus ditekan di bawah satu baru bisa dikatakan virus corona terkendali," papar dia.

Baca Juga

Ia menilai, Pemprov Sulsel cukup berhasil menekan penyebaran virus corona dimana sebelumnya, seorang pasien Covid-19 secara rata-rata akan menularkan penyakitnya kepada tiga orang. Namun saat ini rata-rata satu orang akan menularkan kepada kurang dari dua orang.

Ia optimistis, di Sulsel tidak lama lagi mampu mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan angka Rt<1 berarti setiap infeksi akan menyebabkan kurang dari satu infeksi lainnya.

Angka tersebut mengartikan bahwa virus ini berpotensi bisa berhenti menyebarannya bila program pencegahan terus dimaksimalkan sehingga nantinya Sulsel bisa dikatakan aman.

"Kalau kita bisa mempertahankan program yang sudah ada dalam dua atau tiga minggu ke depan Rt akan mencapai angka di bawah 1 dan boleh dikatakan Sulsel bisa aman dari COVID-19," katanya.

Diketahui, RO adalah jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus infektif pada populasi sepenuhnya rentan. Ro biasanya digunakan di awal adanya kasus (pertumbuhan kasus eksponansial) untuk menunjukkan potensi besarnya pandemi.

Sedangkan Rt adalah jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus terinfeksi pada populasi yang memiliki kekebalan sebagian atau setelah adanya intervensi.

Dari data sementara yang dipantau melalui situs covid19.sulselprov.go.id, untuk tingkat provinsi di 24 kabupaten kota, pada Rabu (27/5), jumlah pasien positif tercatat sisa 793 orang dari total 1.381 orang. Dimana, 518 orang dinyatakan sembuh, pasien dirawat di rumah sakit 401 orang, isolasi mandiri 392 orang, sementara meninggal dunia 70 orang.

Untuk pasien berstatus PDP tersisa 206 orang dalam pengawasan dari total 1.612 orang. Pasien sehat dan diperbolehkan pulang (non COVID) sebanyak 1.260 orang.

Sementara pasien meninggal dunia 146 orang dan sudah dimakamkan secara protokol Covid-19 di pemakaman khusus corona, di Macanda, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Sedangkan bagi status ODP di Sulsel tercatat 4.981 orang, telah dipantau 4.237 orang, masih dipantau sebanyak 744 orang.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement