Sabtu 30 May 2020 21:54 WIB

Kisah Ratu Junti, 'Rabiah al Adawiyah' dari Cirebon

Kisah Ratu Junti, 'Rabiah al Adawiyah' dari Cirebon

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Kisah Ratu Junti, 'Rabiah al Adawiyah' dari Cirebon
Kisah Ratu Junti, 'Rabiah al Adawiyah' dari Cirebon

CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Kisah perempuan sufi  termuat dalam banyak guratan sejarah Islam. Sufi terkenal dalam sejarah Islam, khususnya dari kalangan perempuan adalah Rabiah al-Ada wiyah.

Dia dikenal karena kecintaannya kepada Allah. Dia menganggap tak ada sesuatu apa pun yang pantas dicintai lebih besar dari Allah.

Kisah tentang kesufian Rabiah al-Adawiyah tersebut juga terjadi dalam sejarah Islam di nusantara. Dia juga memiliki kecintaan yang sangat besar kepada Allah. Dia dikenal sebagai perempuan yang sangat menjaga kesuciannya.

Perempuan tersebut adalah Nyi Ratu Junti. Dalam Babad Cirebon Carub Kandha Naskah Tangkil diceritakan, Nyi Ratu Junti selalu menolak untuk bersentuhan dengan laki-laki. Dia juga menghindari lak-laki yang berharap agar dirinya menjadi istrinya.

Cerita terkenal tentang Nyi Ratu Junti ini yakni jatuh cintanya Dhampu Awang, seorang juragan yang kaya raya. Dia adalah putra dari Brahmana Sakti Linu wih

Untuk membuktikan keseriusan cintanya kepada Ratu Junti, Dhampu Awang lalu membawa harta dan kepingan emas yang beraneka ragam untuk dihadiahkannya.

AYO BACA : 2 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Sumber Cirebon Ditutup

Dhampu Awang sampai melempar-lemparkan perhiasan emas ke sembarang tempat di sekitar Keraton Ratu Junti. Tujuannya agar Ratu Junti bersedia menemuinya dan hatinya luluh.

Namun, justru kebalikannya, Ratu Junti menolak dan semakin menjauh. Guna menghindari kejaran Dhampu Awang, Junti membuat sayembara, yaitu barang siapa yang bisa membongkar bersih Kuta Bambu Pri dalam semalam, maka ia akan mengabdi kepada orang itu.

Sayembara itu didengar oleh Dhampu Awang lalu dia mengumumkan kepada semua orang.

"Hey wong Junti, carilah olehmu emas-emasku dalam semalam ini. Oleh itu sediakanlah peralatan untuk menggempur bersih Kuta Bambu Ori Nyi Ratu Janti," kata Dhampu Awang.

Pengumuman Dhampu awang tersebut direspons oleh warga Junti. Mereka mengajak keluarganya yang tinggal di desa lain. Mereka membawa peralatan seperti linggis, pacul, wadung, bendo, rimbas, dan pedang.

Ketika malam tiba, Dhampu Awang menebar emas. Penduduk Junti pun beramai-ramai menggempur Kuta Bambu Ori dan bersih. Kendati Dhampu Awang berhasil memenangkan sayembara, Nyi Ratu Junti melarikan diri bersama putri angkatnya ke Karang Gayam untuk meminta perlindungan kepada Syekh Bentong.

AYO BACA : Kaladama, Tahu Gejrot yang Dicampur Ketupat

Dhampu Awang tahu Nyi Ratu Junti melarikan diri. Dia membuntutinya menggunakan perahu saktinya dari awang-awang.

Di saat perahunya berada tepat di atas Syekh Bentong yang sedang berbincang dengan Nyi Ratu Junti, perahunya jatuh ketika terbangun melihat Nyi Ratu Junti sedang berada di depan sesepuh.

Dhampu Awang merasa malu atas perbuatannya yang terus memaksa Nyi Ratu Junti, meski telah ditolak. Dhampu Awang lalu pergi kembali ke negerinya.

Dikisahkan dalam buku tersebut, Nyi Ratu Junti masuk Islam dibimbing langsung oleh Syekh Bentong Karang Gayam.

Nyi Ratu Junti kemudian diperistri oleh Syekh Bentong. Syekh Bentong merupakan putra dari ulama quran dari Karawang yakni Syekh Quro.

Dalam buku tersebut juga disebutkan, Nyi Ratu Junti berguru kepada Syekh Siti Jenar. Nyi Ratu Junti digambarkan sebagai perempuan yang gemar mengembara. Dia memandang bahwa segalanya hanya tertuju ke pada Allah.

Dalam artikel lain disebut kan, Nyi Ratu Junti pemimpin wilayah Kegadengan Junti yang merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dengan Mbah Kuwu Sangkan sebagai Sultan pertama dengan gelar Prabu Abhi Seka Sri Mangana Khali fatur Rasul Sayyidina Panatagama Ratu Aji Caru ban Larang.

Dalam masa-masa pemerintahan selanjutnya, wilayah Kage dengan Junti dipimpin oleh seorang Kuwu. Desa Juntiyat merupakan ibu kota Kecamatan Juntiyat wilayah Kabupaten Indramayu.

AYO BACA : 5 Gerbang Tol di Cirebon Dijaga Ketat, Kendaraan Tujuan Jakarta Dibatasi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement