Jumat 29 May 2020 11:39 WIB

Detik-Detik Sebelum Pesawat Pakistan Jatuh, Roda tak Membuka

Mesin pesawat Pakistan diketahui membentur landasan dan rusak sebelum jatuh.

Rep: Rizky Jaramaya/Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Staf pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi
Foto: AP/Fareed Khan
Staf pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pakistan telah menginvestigasi jatuhnya pesawat Pakistan International Airlines (PIA) yang menewaskan 97 orang pada pekan lalu. Hasil investigasi menemukan bahwa kapten tidak dapat membuka roda pesawat ketika akan mendarat hingga menabrak landasan pacu sebanyak tiga kali.

Tim pencarian menemukan perekam suara kokpit dari puing pesawat Airbus A320 yang menabrak lingkungan perumahan di Karachi. Menteri Penerbangan Sipil Pakistan Ghulam Sarwar Khan mengatakan, mesin pesawat menyentuh landasan sebanyak tiga kali dalam upaya pendaratan.

Baca Juga

"Pilot tidak pernah mengumumkan roda pesawat ketika pendaratan tidak terbuka. Dia menurunkan pesawat dan mesinnya menyentuh landasan sebanyak tiga kali," ujar Khan.

Dilansir Aljazirah, tim pencarian menemukan perekam suara kokpit dari puing pesawat Airbus A320 Pakistan International Airlines. Pesawat itu menabrak perumahan Karachi pada akhir pekan lalu.

Penerbangan PK8303, dari kota timur Lahore, turun kurang dari satu mil dari landasan pacu karena sedang melakukan upaya kedua untuk mendarat. Misteri jatuhnya pun mulai terbuka saat perekam data penerbangan telah ditemukan.

Menurut komunikasi antara pilot dan menara pengendali yang diunggah di liveatc.net, pilot mengatakan, "Kami merasa nyaman sekarang," selama mencoba melakukan pendaratan. Pernyataan pilot tersebut membuat sebagian besar ahli bingung.

"Semua tanda ada (di landasan). Dia tidak berada pada ketinggian yang tepat. Menara pengendali memberi tahu pilot bahwa mereka tidak berada di ketinggian yang tepat dan perlu menurunkan ketinggian," kata Khan.

Khan menambahkan, dalam percakaapan tersebut, pilot menjawab, "Saya akan mengaturnya." Tak lama setelah mesin menyentuh landasan pacu dalam upaya pendaratan pertama, pilot melaporkan masalah dalam menjaga ketinggian. Kemudian, pilot mengatakan bahwa kedua mesin telah mengalami kegagalan atau rusak.

Penyelidik memeriksa apakah mesin mati karena menyentuh landasan pacu atau ada masalah lainnya. Bagian bawah mesin itu berisi komponen utama termasuk gearbox aksesori dan pompa hidrolik.

"Segala macam hal dapat terjadi pada mesin jika Anda membenturkannya di landasan," ujar seseorang yang mengetahui mesin pesawat.

Mesin-mesin pesawat itu dibuat oleh CFM International, yang merupakan perusahaan patungan Prancis-Amerika dan dimiliki oleh Safran dan General Electric. Perusahaan tersebut menyuplai mesin ke hampir seluruh produsen pesawat terbang. Mereka juga memiliki catatan realibilitas yang kuat. Para ahli keselamatan memperingatkan masih terlalu dini untuk mengutarakan penyebab kecelakaan pesawat PIA. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement