Sabtu 30 May 2020 05:05 WIB

Manfaat Memalingkan Pandangan dalam Islam

Pandangan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Manfaat Memalingkan Pandangan dalam Islam.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Manfaat Memalingkan Pandangan dalam Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memalingkan pandangan dari hal-hal yang tidak patut untuk dilihat nyatanya dapat menghasilkan manfaat bagi diri kita. Karena setiap organ tubuh manusia sejatinya dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat, termasuk mata.

Dalam kitab Raudhah Al-Muhibbin karya Ibnu Qayyim Al-Jauzy dijelaskan, terdapat manfaat yang diperoleh dari menahan pandangan, yakni manusia dapat membersihkan hati dari penyesalan. Orang yang suka mengumbar pandangan mata niscaya akan dirundung penyesalan tiada henti. 

Baca Juga

Salah satu perbuatan yang sangat berbahaya bagi hati menurut beliau adalah mengumbar pandangan. Sebab dari pandanganlah manusia dapat melihat apa pun yang dicarinya sehingga dapat memicu kehilangan kesabaran.

Al-Ashmu’i pernah bercerita ia melihat seorang gadis ketika tawaf. Sinar wajah gadis tersebut begitu terang bagaikan mentari. 

Entah mengapa, Al-Ashm’i terus memandangi gadis tersebut dan hatinya mendesirkan kecantikan sang gadis.

Melihat dirinya tengah diamati, si gadis itu pun bertanya: "Apa yang kaulakukan?" Al-Ashmu’i menjawab: "Kau memang teramat layak untuk dipandang.”

Lalu si gadis tersebut melantunkan syair:

Selagi pandangan matamu berkeliaran

Segala pandangan akan bebani hatimu

Kaupandang segala sesuatu di luar kemampuan

Kau pun hilang kesabaran untuk segala yang lain.

Ibnu Qayyim Al-Jauzy berpendapat, pandangan akan menyusup ke dalam hati seperti anak panah yang meluncur setelah dilontarkan. Jika anak panah itu membunuh, tentu ia akan meninggalkan luka. Atau, pandangan itu bagaikan bara api yang dilemparkan ke dahan kering.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement