REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya dan penyelesaian proyek pun terpaksa molor setahun. Presiden Jokowi meminta KA Cepat Jakarta-Bandung diintegrasikan dengan proyek KA semicepat Jakarta-Surabaya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, dari laporan Menteri BUMN terkait proyek KA cepat, terjadi pembengkakan biaya dan keterlambatan pembangunan selama setahun. "Arahan Bapak Presiden agar lebih ekonomis untuk didorong kelanjutan proyek," ujar Airlangga usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Jumat (29/5).
Kendati begitu, Airlangga tidak menjelaskan berapa pembengkakan biaya yang terjadi dan alasan di balik itu. Untuk menyiasati hal ini, ujar Airlangga, Presiden Jokowi memerintahkan agar kelanjutan proyek dikerjakan lebih ekonomis.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta proyek KA Cepat Jakarta-Bandung diintegrasikan dengan proyek KA semicepat Jakarta-Surabaya. Artinya, jalur yang ada nanti akan terhubung antara Jakarta-Bandung-Surabaya. Mengenai detail teknisnya, Airlangga mengatakan masih dikaji oleh Kementerian BUMN.
"Tidak hanya berhenti di Bandung tetapi terus sampai Surabaya. Diusulkan pula agar konsorsium bisa ditambah oleh konsorsium dari Jepang," kata Airlangga.
Awalnya, operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan bisa dilakukan pada kuartal-II 2021. Namun dengan berbagai kendala saat ini, Kementerian BUMN dan konsorsium proyek akan berkoordinasi untuk membahas kelanjutan proyek.
"Oleh Menteri BUMN akan dikaji, baik itu mengenai anggota konsorsium juga mengenai rute dan total proyek," kata Airlangga.
Pengerjaan KA cepar Jakarta-Bandung dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC). Sementara proyek KA semicepat Jakarta-Surabaya rencananya akan digarap investor asal Jepang.