REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nissan Motor Co mengatakan akan menarik kegiatan operasionalnya dari Korea Selatan pada Desember mendatang. Dilansir Yonhap, Jumat (29/5), kebijakan ini diambil di tengah penjualan yang lemah yang disebabkan oleh sentimen anti-Jepang dan wabah Covid-19.
Pembuat mobil asal Jepang tersebut akan mengeluarkan Nissan dan merek-merek Infiniti premium sebagai bagian dari reorganisasi bisnis globalnya, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
"Perusahaan telah mencapai kesimpulan bahwa sulit untuk mendapatkan kembali struktur pertumbuhan yang berkelanjutan di Korea Selatan karena memburuknya lingkungan bisnis di dalam dan luar negeri meskipun ada upaya untuk menjaga operasi di sini," katanya.
Nissan mengatakan akan terus menawarkan layanan purna jual untuk pemilik model Korsel dan Infiniti Korea Selatan selama delapan tahun hingga 2028.
Diperkuat oleh permintaan yang lebih rendah di tengah kekhawatiran Covid-19, Nissan mengalami kerugian bersih 671,2 miliar yen (6,2 miliar dolar AS) pada tahun fiskal 2019 hingga Maret dari laba bersih 319,1 miliar yen setahun sebelumnya. Sebanyak 4,79 juta kendaraan terjual pada 2019, turun 13 persen dari tahun lalu.
Ini adalah pertama kalinya bagi Nissan untuk melaporkan rugi bersih dalam 11 tahun sejak kerugiannya pada 2008 ketika industri besar terkena dampak krisis keuangan.
Nissan berencana memangkas kapasitas produksinya sebesar 20 persen untuk menghasilkan 5,4 juta mobil pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2023. Nissan akan menutup pabrik perakitan mobil di Spanyol menyusul tingkat pemanfaatan yang rendah.
Pembuat mobil Jepang telah mengalami penurunan tajam dalam penjualan di sektor ekonomi terbesar keempat di Asia itu karena kedua negara masih berselisih mengenai pengenaan pembatasan ekspor Tokyo tahun lalu.
Pada periode Januari-April, penjualan merek Nissan turun 41 persen menjadi 813 kendaraan dari 1.384 unit setahun sebelumnya. Penjualan merek Infiniti menurun 79 persen menjadi 159 dari 759 selama periode yang sama.
Lima merek Jepang tersedia di pasar kendaraan penumpang Korea, yaitu Toyota Motor Corp dan merek mewahnya Lexus, Honda Motor Co, dan Nissan, serta merek premium Infiniti.
Kelima merek tersebut menjual 5.636 mobil gabungan dalam empat bulan pertama, turun 59 persen dari 13.737 setahun sebelumnya karena penjualan yang lemah di tengah sentimen terhadap produk-produk Jepang dan kekhawatiran akan virus.
Juli lalu, Jepang memperketat peraturan tentang ekspor ke Korea Selatan dari tiga bahan teknologi tinggi yang penting untuk produksi semikonduktor dan display. Pada bulan Agustus, Jepang juga mengeluarkan Korea Selatan dari daftar negaranya yang diberi perlakuan istimewa dalam prosedur perdagangan.