Sabtu 30 May 2020 08:54 WIB

Al-Farabi: Filsuf Muslim Abad Pertengahan (3-Habis)

Menurut banyak riwayat, Al-Farabi menguasai 70 macam bahasa dunia.

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Muhammad Hafil
Al-Farabi: Filsuf Muslim Abad Pertengahan . Foto: Al-Farabi
Foto: wikipedia
Al-Farabi: Filsuf Muslim Abad Pertengahan . Foto: Al-Farabi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Terkait filsafat kenegaraan, Al-Farabi membagi negara ke dalam lima bentuk. Pertama, ada negara utama (al-madinah al-fadhilah). Inilah negara yang penduduknya berada dalam kebahagiaan. Bentuk negara ini dipimpin oleh para nabi dan dilanjutkan oleh para filsuf. Kedua, negara orang-orang bodoh (al-madinah al-jahilah). Inilah negara yang penduduknya tidak mengenal kebahagiaan.

Ketiga, negara orang-orang fasik (al-Madinah al-fasiqah). Inilah negara yang penduduknya mengenal kebahagiaan, tetapi tingkah laku mereka sama dengan penduduk negara orang-orang bodoh. Keempat, negara yang berubah-ubah (al-madinah al-mutabaddilah). Penduduk negara ini awalnya mempunyai pikiran dan pendapat seperti yang dimiliki penduduk negara utama, tetapi mengalami kerusakan.

Baca Juga

Kelima, negara sesat (al-madinah ad-dhallah). Negara sesat adalah negara yang pemimpinnya menganggap dirinya mendapat wahyu. Ia kemudian menipu orang banyak dengan ucapan dan perbuatannya.

Selain menguasai filsafat, Al-Farabi juga dikenal sebagai ilmuwan yang berjasa dan memberi kontribusi dalam berbagai bidang ilmu, seperti bahasa, logika, aritmatika, fisika, kimia, medis, astronomi, dan musik. Tata bahasa Arab di pelajarinya dari seorang pakar tata bahasa dan linguistik kondang bernama Abu Bakr ibn Saraj.

Dalam bidang logika, Al-Farabi adalah ahli logika Muslim pertama yang mengembangkan logika non-Aristotelian. Dia membagi logika ke dalam dua kelompok, pertama ide dan kedua bukti. Sosoknya juga dikenal sebagai ilmuwan yang banyak menggali pengetahuan tentang eksistensi alam dalam fisika.

Selain seorang ilmuwan, Al-Farabi juga dikenal luas sebagai seorang seniman. Dia mahir memainkan alat musik dan menciptakan beragam instrumen musik dan sistem nada Arab yang diciptakannya hingga kini masih tetap digunakan musik Arab. Dia juga berhasil menulis Kitab Al-Musiqa, sebuah buku yang mengupas tentang musik. Bagi Al-Farabi, musik juga menjadi sebuah alat terapi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement