Sabtu 30 May 2020 12:26 WIB

Masuk Zona Biru, Cirebon Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru

Kota Cirebon tak gunakan istilah new normal karena khawatir masyarak tak paham

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ratna Puspita
Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon memasang temporary wastafel di 10 pasar tradisional di Kota Cirebon. Kota Cirebon dinyatakan masuk zona biru dan siap untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Foto: Diskominfo Kota Cirebon
Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon memasang temporary wastafel di 10 pasar tradisional di Kota Cirebon. Kota Cirebon dinyatakan masuk zona biru dan siap untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kota Cirebon dinyatakan masuk zona biru dan siap untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB). TNI dan Polri pun disiagakan untuk menerapkan dan menyosialisasikan AKB.

"Alhamdulillah, Kota Cirebon sudah masuk zona biru," kata Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati, usai melakukan video conference dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang membahas Evaluasi PSBB se-wilayah Jabar di Command Center Kota Cirebon, Jumat (29/5).

Baca Juga

Dengan statusnya sebagai daerah zona biru, Kota Cirebon tetap melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap ketiga, tetapi bersiap untuk melakukan AKB. "Besok kita rapatkan barisan dengan seluruh dinas," tukas Eti. Setiap dinas akan mensosialisasikan AKB di bidangnya masing-masing.

Sekalipun siap untuk menerapkan AKB, Eti tetap meminta kepada masyarakat untuk melaksanakan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Seperti tidak berkerumun, jaga jarak dan tetap memakai masker.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Syamsul Huda, menjelaskan, dalam penerapan AKB, akan ada penguatan tertentu untuk mendisiplinkan masyarakat. Seperti di mal yang selama ini bertumpu pada security setempat untuk mendisiplinkan masyarakat. 

Dengan adanya AKB, akan ada penguatan TNI dan Polri yang hadir di tempat tersebut. "Kegiatan yang dilakukan pemerintahan akan didampingi oleh TNI dan Polri untuk memastikan masyarakat disiplin dengan adaptasi yang baru," tegas Syamsul.

Syamsul menambahkan, tiga pilar yaitu pemerintahan, TNI dan Polri juga akan menyosialisasikan kebiasaan baru tersebut. Seperti kebiasaan rajin mencuci tangan, menggunakan masker, jaga jarak dan perilaku hidup sehat.

"Untuk itu istilah AKB ini digunakan, bukan new normal life," cetus Syamsul.

Syamsul mengungkapkan, jika istilah new normal life yang digunakan, dikhawatirkan masyarakat yang tidak mengerti akan kembali ke zaman seperti belum ada Corona-19. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement