REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menilai kondisi normal baru (new normal) di sektor pariwisata kemungkinan akan membuat wisatawan lebih sadar akan kebutuhan asuransi perjalanan. Hal itu dipicu adanya perubahan perilaku wisatawan karena pandemi Covid-19.
"Masyarakat Indonesia yang biasanya soal asuransi kesehatan dan keselamatan tidak terlalu memikirkan, sekarang jadi lebih aware (sadar) ternyata perlu asuransi ini," kata Ketua Umum ASITA Nunung Rusmiati yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/5).
Menurut dia, hal itu juga terungkap dalam survei yang dilakukan oleh ASITA mengenai perubahan perilaku wisatawan karena pandemi. Ia juga menyebut perubahan perilaku wisatawan juga terjadi di mana wisatawan akan merasakan kekhawatiran dalam melakukan perjalanan, baik untuk keperluan hiburan atau bisnis.
Karena itu, pelaku usaha di sektor pariwisata juga dipastikan akan selalu melakukan mitigasi risiko terhadap layanan yang diberikan ke pelanggan. "Misalnya, maskapai Emirates itu sudah melakukan rapid test ke penumpang sebelum perjalanan," katanya.
Lebih lanjut, ASITA mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata yang terpukul berat oleh pandemi Covid-19. Meski belum ada keputusan destinasi yang akan dibuka kembali karena masih perlu ada identifikasi lanjutan, upaya tersebut menjadi langkah yang baik untuk mengembalikan sektor tersebut.
"Sesuai hasil ratas, pemberlakuan new normal memang akan ada pengurangan wisatawan, tapi dengan membuka kawasan yang penyebaran Covid-19 rendah, itu cara bagus mengembalikan pariwisata meski ada pembatasan jumlah kunjungan atau pengurangan jam," imbuh Rusmiati.