REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Polisi India telah melepaskan seekor merpati yang awalnya diduga sebagai mata-mata dari Pakistan, Jumat (29/5). Burung tersebut ternyata milik seorang nelayan Pakistan yang terbang melintasi perbatasan yang diperebutkan antara dua negara, Kashmir.
"Merpati dibebaskan kemarin (28 Mei) setelah tidak ada yang mencurigakan ditemukan," kata pejabat senior polisi di Kashmir yang dikelola India, Shailendra Mishra.
Pelepasan burung merpati ini setelah melalui investigasi yang dilakukan oleh petugas keamanan India. Sebelumnya, mereka mendapatkan desakan dari pemilik hewan itu untuk mengembalikan merpatinya.
"Kami harus membawa burung itu ke dalam tahanan kami untuk menyelidiki apakah ia digunakan untuk memata-matai," kata seorang pejabat senior keamanan perbatasan India.
Setelah desakan dan investigasi dilakukan, polisi pun melepaskan burung tersebut. Meski, tidak ada keterangan lebih lanjut pelepasan itu dilakukan secara bebas atau dikembalikan kepada Habibullah, pemiliknya.
"Ini hanya burung yang tidak bersalah," ujar Habibullah.
Habibullah menolak tuduhan angka-angka yang tertulis pada cincin di kaki merpati adalah kode yang dimaksudkan untuk kelompok-kelompok milisi yang beroperasi di wilayah Kashmir. Burung itu awalnya ditemukan oleh warga desa dan diberikan kepada kepolisian.
Habibullah tinggal di sebuah desa dekat perbatasan Kashmir, salah satu zona yang paling termiliterisasi di dunia. Dia mengatakan, burung itu telah berpartisipasi dalam lomba balap merpati dan angka di kaki burung itu adalah nomor ponselnya.
Yasir Khalid dari Shakar Garh Pigeon Club menyatakan, perlombaan merpati adalah kegiatan sangat populer di desa-desa perbatasan. Perlombaan seperti itu juga diadakan di India dan tidak jarang terjadi kehilangan seekor burung di dari kedua negara. Pemilik burung biasa mengidentifikasi hewannya dengan tanda di sayap, cat, dan cincin di kaki.