REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) mulai bersiap membuka kembali masjid-masjid di kota itu setelah penutupan dilakukan guna mengendalikan penyebaran infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Namun, mengingat risiko virus yang masih mengancam, pembukaan dilakukan dengan sejumlah syarat dan aturan keamanan yang ketat.
Dilansir Khaleej Times, Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal Dubai (IACAD) telah memasang surat edaran di masjid-masjid yang mendaftar untuk mengikuti pedoman baru sebelum pengumuman resmi. Belum ada tanggal resmi pembukaan masjid untuk umum, namun aturan dan tindakan pencegahan secara rinci dikeluarkan, bertujuan mempersiapkan kesadaran dari setiap rumah ibadah umat Muslim tersebut secara matang.
Beberapa masjid di Dubai dilaporkan telah memasang poster petunjuk aturan-aturan secara rinci yang harus dipatuhi jamaah saat pembukaan kembali dilakukan. Pedoman tersebut dengan jelas menunjukkan area sholat wanita tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Selain itu, disebutkan orang-orang di atas usia 60 dan anak-anak di bawah 12 tahun tidak diizinkan untuk datang ke masjid untuk sholat demi keselamatan mereka sendiri. Berikut pedoman lengkap dari IACAD untuk jamaah yang hendak kembali melaksanakan ibadah di masjid.
- Jamaah harus meninggalkan celah baris kosong antara setiap dua baris.
- Berjarak 1,5 meter antara setiap dua orang.
- Wajib bagi semua jamaah untuk mengenakan sarung tangan dan masker.
- Semua jamaah harus membawa sajadah masing-masing ke masjid.
- Tidak ada jabat tangan, jamaah hanya bisa melambai satu sama lain dan mengucapkan salam dari kejauhan.
- Jamaah tidak boleh berkumpul sebelum atau sesudah sholat.
- Tidak ada Jamaah kedua atau mereka yang sholat sendirian secara terpisah setelah selesai sholat Fard (berjamaah) di belakang Imam.
- Harus meninggalkan masjid segera setelah sholat wajib berjamaah selesai.
- Jamaah yang memiliki kontak dengan pasien Covid-19 sebaiknya tidak memasuki masjid untuk memastikan keselamatan jamaah lainnya.
- Mereka yang menderita penyakit kronis atau memiliki kekebalan tubuh yang lemah tidak boleh datang ke masjid untuk sholat demi keselamatan mereka sendiri.
Sementara, berikut aturan bagi masjid yang menyelenggarakan ibadah sholat berjamaah kembali.
- Masjid akan tetap terbuka hanya selama 20 menit dari waktu azan sampai akhir shalat wajib di jamaah (yang kira-kira memakan waktu 20 menit).
- Sholat wajib harus dilakukan segera setelah adzan.
- Masjid akan ditutup segera setelah setiap pelaksanaan sholat berjamaah.
- Tidak diperbolehkan meninggalkan masker dan sarung tangan di pintu masuk masjid.
- Segala macam distribusi, baik makanan atau apa pun dilarang.
- Pintu masjid harus tetap terbuka dari awal adzan sampai pelaksanaan sholat berakhir.
- Aula sholat untuk perempuan akan tetap ditutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
- Kamar mandi dan area wudhu akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.
UEA telah mengumumkan larangan penyelenggaraan sholat berjamaah di seluruh masjid di negara itu mulai 16 Maret lalu. Sebuah fatwa juga dikeluarkan untuk menutup sementara masjid-masjid dan rumah ibadah lainnya.
Krisis Nasional dan Otoritas Manajemen Darurat dan Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf (GAIA) mengatakan sholat berjamaah di masjid, serta ibadah lainnya di gereja dan kuil akan ditunda, berlaku selama empat pekan untuk mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru dan melindungi kesehatan masyarakat. Namun, pada 9 April, Pemerintah UEA kembali memperpanjang perintah penutupan seluruh tempat ibadah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Dengan demikian, saat Ramadhan 1441 H, tak ada umat Muslim di UEA yang dapat melaksanakan ibadah sholat taraweh hingga Idul Fitri. Terdapat kampanye #StayHome atau diartikan tetap di rumah, yang bertujuan membatasi pertemuan publik guna mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru. UEA merupakan negara dengan ribuan masjid, lebih dari 40 gereja Kristen, dan sebuah kuil Hindu.