REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bisnis perusahan bus ikut tergerus menyusul pembatasan aktivitas social dan penutupan wisata dalam mengantisipasi penyebaran wabah virus corona. Salah satu pemilik Perusahaan Otobus (PO), Gilang Widya Permana mengakui, usahanya di bidang layanan bus pariwisata nyaris kolaps karena sepi pesanan.
"Arus wisata domestik turun jauh. Kegiatan bus tidak dalam trayek atau carter ini hampir tiarap karena minim operasi," ujar bos Juragan 99 Trans ini, Sabtu (29/5).
Namun untuk tetap dapat beroperasi di masa pendemi Covid-19, Gilang telah menyiapkan skema alternatif. Dia mengatakan, Juragan 99 Trans tetap menjamin kesediaan layanan namun akan mengubah pola operasi khususnya untuk sosial distenching. Ini demi mencegah penyebaran Corona-19 dengan menghadirkan armada terbaru Avante H8.
Menurut Gilang, armada yang diperoleh dari event Gaikindo Indonesia International Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020, 5-8 Maret 2020 ini memiliki penampilan yang berbeda dari bus-bus yang dimiliki Juragan 99 Trans lainnya.
"Avante H8 menawarkan kenyamanan bagi penumpang karena bus baru ini hasil kerjasama antara Mercedes-Benz dengan perusahaan karoseri asal kota Malang, Jawa Timur, Tentrem," kata dia.
Selain kenyamanan yang disajikan, ujar Gilang, bagian interior, dengan 50 kursi penumpang berkonfigurasi 2-2 pun berjajar mewah. Semua berkonsep kursi balap. Sehingga, jarak antara penumpang satu dengan yang lainnya cukup lega.
Bisa juga dengan skema konsep bus yang biasa diisi dengan 50 penumpang, maka tinggal 25 penumpang yang bisa berada dalam satu bus.
"Jadi kita tidak mengizinkan penuh, tapi cukup 50 persen. Jadi dibatasi jamnya dan dikurangi penumpangnya hal ini untuk mendukung social distancing,” kata dia..
Terkait pandemi Covid 19 Gilang mengakui.itu sangat berdampak, terutama di sisi ekonomi-pariwisata. Pihak pertama yang merasakannya perubahannya adalah masyarakat kecil dan orang-orang yang berkecimpung pada bidang transportasi.
Dia mengatakan, saat ini sudah 1 bulan lebih armada PO-nya sama sekali tidak ada aktifitas.
"Namun untuk menghindari gejolak di lingkungan manajeman kami tidak merumahkan karyawan. Mereka tetap kita perhatikan namun tidak seperti sebelum wabah ini menyebar. Bentuk perhatian manajeman seperti pemberian sembako dan tunjangan hari raya," kata Gilang.