Sabtu 30 May 2020 21:22 WIB

Pasokan Mengalir, Harga Bawang Merah Berangsur Turun

Produksi bawang merah secara kumulatif nasional masih mencukupi.

Pasokan bawang merah.
Foto: Humas Kementan
Pasokan bawang merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumen layak bernafas lega, harga bawang merah berangsur turun saat ini, seiring dengan bertambahnya pasokan dari sentra bawang merah. Diperkirakan harga akan normal kembali, setelah dimulainya panen di beberapa sentra besar utamanya Brebes.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya mengingatkan jajarannya, agar menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di tengah kondisi ketidakpastian seperti sekarang ini, salah satunya komoditas bawang merah.

Pantauan Kementan, panen raya akan terjadi hingga pertengahan Juni nanti, dan mengisi kebutuhan Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta dan sekitarnya. Roy, salah satu pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramatjati menyebut pasokan bawang merah hari ini (30/5) sudah kembali normal.

"Hari ini masuk sekitar 20 mobil. Harga langsung turun. Untuk bawang merah super yang sempat di harga Rp 60 ribu sekarang jadi Rp 40 ribu per kilo. Yang ukuran sedang harganya Rp 31 ribu-Rp 35 ribu sekilo. Yang kecil malah udah di kepala 2 (20 ribuan). Itu semua harga di tingkat bandar," ujar Roy.

Dalam beberapa hari kedepan, Roy memperkirakan harga semakin turun, mengingat pasokan masuk dari berbagai daerah, seperti Brebes, Patrol Indramayu, Cirebon sampai Nganjuk.

Menurut Roy, beberapa waktu lalu memang pasokan dari  Brebes kurang, namun sekarang mulai banyak lagi. Terjadinya kurang pasokan kemarin, akibat situasi perdagangan belum normal. "Tapi sekarang sudah berangsur normal, malah bisa-bisa untuk semua kelas ukuran turun harganya," ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di Pasar Induk Cibitung Bekasi, pantuan Kementan pasokan bawang merah dalam beberapa pekan terakhir justru jauh melampaui angka rata-rata normal. Sejak pertengahan hingga akhir Mei, pasokan per harinya berkisar 190 ton (biasanya 140 ton dalam kondisi normal).

Pasar ini diketahui sejak beberapa tahun terakhir menjadi barometer pergerakan harga bawang merah nasional, karena memasok kebutuhan di sebagian besar wilayah di Provinsi Jawa Barat, hingga luar pulau Jawa.

photo
Pasokan bawang merah. - (Humas Kementan)

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati mengatakan pada bulan Mei-Juni sudah mulai banyak panen di daerahnya. “Totalnya sekitar 1.182 hektare yang sudah dimulai panennya di bulan Mei. Sebagian besar adalah hasil tanaman di bulan Maret. Panen akan terus lanjut hingga Juni nanti,” kata Yulia.

Diakuinya musim tanam bawang merah di daerahnya pada awal tahun ini bergeser sekitar 1 bulan dibanding normalnya, karena petani biasa menanam padi, baru kemudian bawang merah. Jadi wajar bila selama bulan April-Mei bawang dari Brebes tidak sebanyak biasanya.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian menegaskan produksi bawang merah secara kumulatif nasional masih mencukupi. Mengutip data Early Warning System (EWS) dari Ditjen Hortikultura, panen bawang merah pada bulan Mei di 18 Sentra Utama diperkirakan seluas 8.712 hektare, dengan produksi mencapai lebih dari 89 ribu ton.

Sementara itu kebutuhan wilayah Jabodetabek pada bulan Mei ditaksir sebanyak 10.488 ton. "Secara nasional ketersediaannya mencukupi kok. Panen juga mulai banyak terutama di sentra utama seperti Bima dan Brebes. Harga terkendali bahkan kami perkirakan semakin turun," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement