Ahad 31 May 2020 17:39 WIB

Mendag Sampaikan 5 Fase New Normal pada Bidang Perdagangan

Pembukaan aktivitas perdagangan secara bertahap dengan patuh terharap protokol.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pedagang menjual dagangannya di depan Pasar Pegirian, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (31/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menerapkan jaga jarak (physical distancing) di pasar itu dengan membuat garis petak-petak bagi pedagang dan mulai ditempati hari ini Minggu (31/5) sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pedagang menjual dagangannya di depan Pasar Pegirian, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (31/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menerapkan jaga jarak (physical distancing) di pasar itu dengan membuat garis petak-petak bagi pedagang dan mulai ditempati hari ini Minggu (31/5) sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan lima fase pembukaan tatanan kehidupan baru atau new normal pada bidang perdagangan. Hal itu agar secepatnya bisa menggerakan ekonomi rakyat. 

Ia menyebutkan, penerapan pembukaan aktivitas perdagangan khususnya di berbagai tempat usaha yang menggerakkan roda perekenomian bangsa ini akan dilaksanakan pada Juni 2020 mendatang. “Seluruh elemen di bidang perdagangan kini mulai bersiap," ujarnya saat menerima Pimpinan dan Anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR RI di Gedung Kementerian Perdagangan pada Jumat, (29/5).

Baca Juga

Kementerian Perdagangan (Kemendag), kata dia, telah mempersiapkan Exit Strategy Covid-19 dengan membuka aktivitas perdagangan. Agus menjelaskan, Exit Strategi Covid-19 itu akan dilakukan melalui pembukaan aktivitas perdagangan secara bertahap dan menerapkan protokol kesehatan ketat, pembatasan jam dan kapasitas operasional, pengaturan jumlah kunjungan dan pembatasan waktu sirkulasi pengunjung, serta penyusunan Standar Operasional (SOP) di berbagai tempat kegiatan perdagangan melalui mitigasi risiko.

"Ada lima tahapan pada Exit Strategi Covid-19 yang disusun Kementerian Perdangangan. Pertimbangan penerapan setiap fase sangat tergantung pada kondisi daerah atau wilayah berparameter tingkat penularan di tempat kegiatan masing-masing atau wilayah, tingkat kedisiplinan masyarakat dan pelaku usaha, serta kesiapan Tim Evaluasi dan Pengawasan yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas Covid-19 pusat dan daerah serta pemerintah daerah," tuturnya. 

Pembukaan aktivitas perdagangan dapat dilaksanakan di daerah atau wilayah zona hijau dengan angka reproduksi virus kategori Rt < 1. Saat ini ada sekitar lebih dari 100 daerah zona hijau baik kabupaten maupun kota di 8 provinsi yaitu Aceh, Riau, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jambi, DKI Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau.

Kondisi tersebut bisa bertambah atau berkurang tergantung tingkat kepatuhan dari seluruh elemen masyarakat menjalankan protokol kesehatan yang telah diterapkan. Evaluasi dan penentuan status wilayah tersebut ditetapkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah setempat.

“Saat ini daerah yang siap dibuka adalah Semarang, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat yang berada di sekitar Jakarta dengan kontribusi ekonomi yang signifikan. Hal itu berdasarkan hasil Analisis Trend (KSP) dan analisis per kelurahan yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat,” jelas Agus. 

Jenis aktivitas perdagangan yang akan mulai dibuka dalam new normal, sambungnya, meliputi pasar rakyat, toko swalayan, restoran atau rumah makan atau warung makan, kafe, toko obat farmasi dan alat kesehatan, mal atau pusat perbelanjaan, restoran di rest area, salon atau spa, tempat hiburan atau pariwisata. Pembukaannya, akan disesuaikan pada fasenya. 

“Pada fase tertentu misalnya pusat perbelanjaan baru bisa dibuka dengan jam operasional dan jumlah pengunjung yang dibatasi secara bergilir setiap tiga jam,” ujarnya. 

Demi memperkuat implementasi pembukaan aktivitas perdagangan ini, Kemendag juga telah menyiapkan Surat Edaran (SE) Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2020 tanggal 28 Mei 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan di Sektor Perdagangan. Di dalam SE tersebut diatur SOP Protokol Kesehatan Pasar Rakyat, Ritel Modern, Toko Swalayan, Supermarket, Hypermart, Pusat Perbelanjaan atau Department Store, Restoran atau Rumah Makan atau Warung Makan dan Kafe, Toko Obat atau Farmasi dan Alat Kesehatan, dan Restoran di rest area diperbolehkan secara terbatas, Salon atau Spa. Termasuk Tempat Hiburan atau Pariwisata dan Tempat Hiburan tertentu seperti Kebun Binatang, Museum, Galeri Seni serta Pedagang Kaki Lima (PKL) dan aktivitas perdagangan lainnya seperti warteg.

Menurutnya, pembukaan aktivitas perdagangan ini dilakukan karena pandemi Covid-19 telah berdampak ke berbagai aspek kehidupan. Pada sektor ekonomi, wabah Covid-19 telah menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement