Senin 01 Jun 2020 00:35 WIB

Masjid di Arab Saudi Kembali Dibuka

Warga Arab Saudi diperbolehkan ibadah di masjid dengan sejumlah protokol kesehatan.

Masjid di Arab Saudi kembali dibuka pertama kalinya untuk jamaah, Ahad (31/5) (Foto: ilustrasi pembukaan masjid di Arab Saudi)
Foto: AP/Amr Nabil
Masjid di Arab Saudi kembali dibuka pertama kalinya untuk jamaah, Ahad (31/5) (Foto: ilustrasi pembukaan masjid di Arab Saudi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Masjid di Arab Saudi kembali dibuka pertama kalinya untuk jamaah, Ahad (31/5). Pembukaan masjid dilakukan setelah lebih dari dua bulan mematuhi aturan pembatasan guna menekan laju penularan COVID-19.

"Senang rasanya menikmati kasih sayang Tuhan dan sekali lagi kami dapat memanggil jamaah beribadah ke masjid daripada di rumah," kata seorang muazin Masjid Al Rajhi, Abdulmajeed Al Mohaisen. Masjid itu merupakan salah satu yang terbesar di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, melansir reuters, Ahad.

Baca Juga

Jamaah kembali mendatangi masjid untuk shalat subuh dengan mematuhi aturan kesehatan ketat, seperti memakai masker, membawa sajadah sendiri, menghindari jabat tangan, dan menjaga jarak setidaknya sampai dua meter dari orang lain. Orang lanjut usia, anak-anak berusia di bawah 15 tahun, dan mereka dengan penyakit parah tidak diizinkan shalat di masjid. Jamaah juga diwajibkan berwudu dari rumah.

"Mata saya berkaca-kaca saat kembali menginjakkan kaki di masjid dan saya mendengar azan. Terima kasih Tuhan atas berkah ini, kami dapat kembali beribadah di masjid," kata seorang warga Suriah yang tinggal di Riyadh, Maamoun Bashir.

Otoritas di Arab Saudi pada awal bulan ini mengatakan aturan pembatasan akan dicabut dalam tiga tahap sampai berakhir seluruhnya pada 21 Juni. Namun, kebijakan itu tidak berlaku di kota suci Mekkah.

Ibadah haji dan umrah, yang menarik kunjungan jutaan umat Islam dari seluruh dunia, juga masih diberhentikan. Arab Saudi, negara dengan 30 juta penduduk, mencatat lebih dari 83.000 orang positif tertular COVID-19 dan 480 di antaranya meninggal akibat penyakit itu. Korban jiwa akibat COVID-19 di Arab Saudi jadi yang tertinggi apabila dibandingkan dengan negara teluk lainnya.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement