Senin 01 Jun 2020 11:01 WIB

In Picture: Gema Talempong Minangkabau (2)

Satu buah talempong dihargai mulai Rp190 ribu hingga Rp250 ribu..

Rep: Iggoy El Fitra/ Red: Yogi Ardhi

Pengrajin menunjukkan talempong yang sudah selesai dipoles hingga mengkilap dan siap dipasarkan, di Sungai Puar. (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)

Lilin yang sudah dicetak membentuk talempong, dikeringkan dahulu sebelum dilapisi tanah di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sejumlah pengrajin membakar cetakan talempong yang terbuat dari lilin dan lapisan tanah. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pengrajin menyetel nada talempong di Sungai Puar, Kabupaten Agam. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sejumlah murid SD memainkan talempong sebagai ekstra kurikuler di sekolah mereka di Padang, Sumatera Barat. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Talempong memiliki diameter 15 sampai 17,5 centimeter. Bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima centimeter sebagai titik untuk dipukul. 

Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Untuk membuatnya, pengrajin membutuhkan sedikitnya 30 hari, mulai dari pencetakan hingga dapat dimainkan. 

Satu buah talempong dihargai mulai Rp190 ribu hingga Rp250 ribu. Biasanya talempong dimainkan dengan jumlah delapan hingga 16 buah.

Sejumlah bengkel usaha pembuatan talempong di desa itu masih bertahan di tengah perkembangan gaya hidup modern. Dan selama gema talempong masih terdengar hingga ke kota-kota, bengkel itu akan terus mengepulkan asap diramaikan suara-suara khas logam yang dipukul.

 

sumber : Antara Foto
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement