REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Setidaknya 145 ribu orang akan melakukan perjalanan seperti biasa menggunakan kereta api, Senin (1/6) waktu setempat. India mulai memulihkan sebagian layanan kereta api di tengah adanya laporan kepadatan di beberapa stasiun.
Sebanyak 200 kereta di India akan mulai beroperasi. Pengoperasian itu naik dari sebelumnya 30 kereta. Menjaga jarak sosial dan kebersihan di stasiun maupun kereta terbukti menjadi tugas sulit karena banyak orang berkumpul di luar stasiun. Jaringan kereta api raksasa India biasanya membawa 25 juta penumpang setiap hari.
Kementerian Dalam Negeri India memiliki masalah pedoman khusus untuk kelancaran pengoperasian layanan kereta api. Mereka mengatakan, bahwa semua penumpang harus diperiksa, jarak sosial harus diikuti di stasiun dan di dalam kereta api, dan hanya penumpang dengan tiket terkonfirmasi yang boleh bepergian.
Namun demikian, beberapa stasiun melaporkan adanya kekacauan ketika para pejabat menerapkan pedoman tersebut. BBC melaporkan bahwa orang-orang berdiri terlalu dekat satu sama lain di stasiun keret Secunderabad di negara bagian selatan Telangana.
"Staf kereta api dan polisi tidak mengizinkan penumpang untuk masuk ke dalam stasiun sampai setidaknya satu jam sebelum keberangkatan yang dijadwalkan, mengutip langkah-langkah jarak fisik. Hal ini menyebabkan beberapa kekacauan di luar stasiun kereta api karena sejumlah besar penumpang telah berkumpul dan tidak ada jarak fisik. Polisi kemudian tiba dan mengatur antrean," kata Sharath Behara dari BBC Telugu.
Koresponden BBC New Delhi, Salman Ravi mengatakan bahwa jarak sosial yang ketat tengah diterapkan pada penumpang yang mengenakan masker. Namun, pedoman itu tidak diamati di konter pemesanan tiket. "Banyak orang yang tidak memiliki tiket juga muncul di stasiun dan itu menyebabkan kerumunan," katanya.
Layanan kereta dihentikan ketika Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan langkah lockdown atau karantina wilayah pada 24 Maret untuk menghentikan penyebaran virus corona. Lockdown menyebabkan jutaan pekerja berupah harian terdampar ketika mereka mati-matian berusaha untuk kembali ke desa mereka dari kota. Banyak dari mereka memutuskan untuk berjalan jauh, yang dalam beberapa kasus lebih dari 1.000 kilometer berjalan.
Ketika tekanan dan kritik meningkat, pemerintah mulai menjalankan kereta khusus untuk mengangkut para migran. Sekitar 30 kereta dimulai beroperasi kembali pada 12 Mei, karena ada permintaan terus menerus untuk membuka kembali lebih banyak rute.