Senin 01 Jun 2020 17:16 WIB

Gugus Tugas akan Kaji Kondisi Daerah Sebelum New Normal

Gugus tugas akan memberikan masukan kepada daerah untuk new normal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nur Aini
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, situasi dan kondisi epidemilogi tiap daerah nantinya yang akan menentukan kebijakan penerapan kenormalan baru atau new normal mulai berlaku.

"Untuk kehidupan yang baru akan sangat ditentukan oleh kondisi wilayah itu sendiri, yang pertama tentunya kami akan memberikan masukan melalui Gugus Tugas kepada pemerintah daerah setelah kita melakukan kajian tentang aspek epidemiologi penyakit ini di wilayah itu," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (1/6).

Baca Juga

Sebanyak 15 provinsi pada Senin (1/6) hari ini tidak ada laporan penambahan kasus positif Covid-19. Kelimabelas daerah itu antara lain, Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Riau, Maluku, Papua Barat, Sulawesi Barat dan Gorontalo.

Sementara provinsi yang penambahan kasus berjumlah 1 sampai dua kasus pada hari ini antara lain DIY, Kalimantan Timur, dan Lampung. Yuri mengatakan, nantinya data sistem kesehatan di wilayah itu termasuk sistem penilaian kesehatan menjadi dasar pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan kenormalan baru. Sebab, ada beberapa kabupaten/kota di Tanah Air yang tidak terdampak Covid-19.

"Daerah daerah inilah yang kemudian semestinya sudah bisa melaksanakan tata kehidupan yang baru, sudah barang tentu ini harus menjadi keputusan pemerintah daerah yang diambil bersama sama dengan seluruh pemangku kepentingan seluruh pihak yang terkait," katanya.

Oleh karena itu, dia mengatakan tahapan menuju tata hidup kenormalan baru harus betul betul disiapkan agar tidak menimbulkan persoalan di masa mendatang. Mulai dari sosialisasi dan edukasi ke masyarakat hingga aspek fasilitas penunjang di tempat umum seperti pasar, sekolah, maupun lainnya.

"Ini harus betul-betul dipahami oleh masyarakat agar mereka meyakini bahwa mereka mampu melaksanakan dengan baik, tentunya sepanjang perjalanan ini akan terus dilakukan pemantauan terkait dengan perkembangan epidemiologinya, sistem kesehatannya, sistem surveilans kesehatan," katanya.

Hari ini pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia masih bertambah 467 kasus, sehingga total kasus positif kini 26.940 orang. Yurianto mengatakan, meski kenaikan itu adalah gambaran kasus Covid-19 secara nasional tetapi secara rinci kenaikan tidak merata di seluruh daerah.

Menurut Yurianto, lima provinsi terbanyak kasus Covid-19 adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.

"Karena itu kita masih akan terus berupaya semaksimal mungkin pada provinsi-provinsi yang sekarang masih tinggi angkanya untuk bisa kita tekan, tentunya berbasis pada bagaimana masyarakat mengubah perilakunya," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mencatat ada penambahan jumlah pasien sembuh sebanyak 329 orang dalam sehari. Sehingga, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sampai saat ini mencapai 7.637 orang. Sedangkan, pasien yang meninggal dunia bertambah 28 orang, menjadi total 1.641 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement