Senin 01 Jun 2020 19:02 WIB

Bank Syariah Turunkan Target Profitabilitas

Profitabilitas bank syariah akan mulai tertekan pada kuartal II.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas bank menunjukkan uang saat melayani penarikan uang nasabah di salah satu bank syariah. ilustrasi
Foto: Antara/Rahmad
Petugas bank menunjukkan uang saat melayani penarikan uang nasabah di salah satu bank syariah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bank syariah menurunkan target profitabilitas tahun 2020 menyesuaikan dengan kondisi perlambatan ekonomi nasional imbas Covid-19. Direktur Utama BCA Syariah, John Kosasih menyampaikan masih menargetkan pertumbuhan meski akan tergantung pada kondisi pasar.

"Kalau Rencana Bisnis Bank (RBB) total aset, pembiayaan tidak ada perubahan, hanya ekspansi jaringan yang berubah, laba kita proyeksikan kenaikan di antara 5-15 persen, memperhatikan perkembangan situasi," katanya pada Republika.co.id, Senin (1/6).

Baca Juga

Laba BCA Syariah pada 2019 tumbuh 15,1 persen dan optimistis dapat meraih pertumbuhan bisnis antara 10 hingga 15 persen di tahun 2020. Target pembiayaan dan DPK diproyeksikan sekitar 11-12 persen.

Pada kuartal I 2020, John menyampaikan pertumbuhan bisnis masih cukup baik dan kualitas terkendali secara umum. Total aset tumbuh sekitar 20 persen (yoy) per kuartal I 2020. Pembiayaan tumbuh jauh di atas rata-rata industri sebesar 19,7 persen (yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sekitar delapan persen (yoy).

Profit masih tumbuh lima persen (yoy) dengan kualitas pembiayaan atau Non Performing Financing (NPF) gross sebesar 0,67 persen dan net sebesar 0,2 persen. John mengatakan, sesuai perkiraan dampak Covid-19 akan terlihat di laporan kuartal II. Di bulan Mei posisi NPF meningkat tipis jadi sekitar 0,7 persen.

"Sampai akhir tahun kami belum bisa proyeksikan karena situasinya yang dinamis," kata dia.

Sementara itu, BNI Syariah juga memproyeksikan penurunan laba tahun 2020 karena imbas Covid-19.  Direktur Keuangan & Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto menyampaikan laba dari pendapatan pembiayaan akan jauh berkurang namun fee based income diproyeksi akan meningkat.

Digitalisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara umum. Sehingga strategi ini akan terus dikembangkan ke depan oleh BNI Syariah, tidak hanya dari sisi perolehan pendanaan tapi juga penyaluran pembiayaan.

"Ajukan pembiayaan kartu Hasanah Card juga nanti bisa online sehingga membantu ekspansi pembiayaan dengan cara lebih baik," katanya.

Direktur SME & Bisnis Komersial BNI Syariah, Babas Bastaman menambahkan proyeksi hingga akhir tahun dibuat dalam tiga skenario stress test, yakni ringan, sedang dan berat. Ia meyakini kondisi saat ini berada di kisaran ringan dan sedang.

Menurutnya, kondisi likuiditas BNI Syariah masih cukup kuat dan tidak ada masalah. Namun kondisi pasar tidak memungkinkan untuk ekspansi pembiayaan. Kualitas pembiayaan juga bisa menurun sehingga menurunkan profitabilitas.

"Perkiraan kita NPF masih bisa di bawah empat persen dan laba bisa masih tumbuh meski sudah pasti tidak akan mencapai target RBB," katanya.

Tingkat pertumbuhannya akan tergantung pada seberapa lama efek dari Covid-19 berlangsung. Imbas kelonggaran pembiayaan juga mengharuskan pembentukan cadangan kerugian lebih besar dalam dua tahun kedepan.

Pemberian keringanan margin ini akan berimbas pada pertumbuhan kinerja jadi tidak seagresif pada kuartal I. BNI Syariah masih akan melakukan ekspansi pembiayaan meski selektif sesuai pemetaan sektor yang masih potensial tumbuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement