REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Penyelundupan burung asal Sumatra ke Jawa di masa pandemi Covid-19 menurun drastis. Hal tersebut disebabkan ketatnya pengamanan aparat di berbagai perbatasan provinsi dan pelabuhan selama pandemi Covid-19 tahun ini.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Flight: Protecting Indonesia's Birds yang merupakan organisasi perlindungan burung di Indonesia, Marison Guciano. Ia mengatakan selama wabah Covid-19 penyelundupan burung sumatra lewat jalur darat telah menurun drastis.
Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya pengawasan melalui razia rutin Covid-19 di tiap perbatasan antarprovinsi dan Pelabuhan Bakauheni dan Merak. “Tetapi penyelundupan sekarang meningkat melalui jalur udara dengan pesawat terbang,” kata Marison Guciano dalam keterangan persnya, Senin (1/6).
Menurut dia, masifnya perburuan dan penyelundupan burung liar dari Sumatra ke Jawa telah mengakibatkan menurunnya populasi burung liar di habitat alaminya. Beberapa jenis burung bahkan sudah sangat sulit dijumpai di habitat alaminya.
“Ini tentu sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk pada ekosistem, karena burung burung ini berfungsi membantu regenerasi tanaman dan menyeimbangkan mata rantai makanan,” ujarnya.
Ia menyebutkan Provinsi Lampung, Jambi, Sumatra Selatan, dan Medan sebagai titik transit dari rute penyelundupan burung liar dari Sumatra ke Jawa. Menurut dia, penyelundupan melibatkan sejumlah pedagang burung di kota-kota Pulau Sumatra menjadi bagian mafia penyelundup burung liar. “Mereka bekerja secara senyap, sangat rapi dan sistematis,” tuturnya.
Selama dua tahun terakhir, penyelundupan burung-burung liar Sumatra ke Jawa dilakukan melalui jalur darat dengan pintu keluar melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Jalur udara juga digunakan penyelundup dengan memanfaatkan celah dari lemahnya pengawasan di beberapa bandara di Sumatra.
Berdasarkan catatan Flight dalam dua tahun terakhir (2018-2019), terdapat 80 kasus penyelundupan dan sedikitnya 67 ribu burung liar berbagai jenis asal Sumatra gagal diselundupkan ke Jawa. Dari 80 kasus upaya penyelundupan tersebut, sebagian besar digagalkan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Selebihnya digagalkan di Riau, Jambi, Bangka, Lampung Utara, Lampung Selatan, dan Pelabuhan Merak, Banten.
Jenis burung yang sering diselundupkan beragam. Di antaranya Prenjak (Orthotomus ruficeps), Pleci (Zosterops simplex), Cucak Ranting (Blue-winged Leafbird), Poksay Hitam (Garrulax chinensis), Poksay Sumatera (Garrulax bicolor), Burung Madu (Leptocoma brasiliana), dan Cucak Ijo (Greater green leafbird).