Senin 01 Jun 2020 21:47 WIB

Gugus Tugas: Pasien Covid-19 Balita di Jatim 1,75 Persen

Pasien balita disebut 1,75 persen dari total 4.920 pasien positif Covid-19 Jatim

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi mengungkapkan, jumlah anak di bawah lima tahun yang terpapar Covid-19 di wilayah setempat tergolong sedikit. Yakni 1,75 persen dari total pasien positif Covid-19 Jatim, yang jumlahnya mencapai 4.920 orang. Meskipun, Joni enggan mengungkapkan jumlah pastinya.

"Yang bisa kita lihat di sini, anak-anak yang kurang dari lima tahun (yang terpapar Covid-19) kalau kita lihat persentasenya itu memang kecil. Kira-kira 1,75 persen. Mungkin karena anak-anak ya di rumah saja," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (1/6).

Dirut RSUD dr. Soetomo tersebut belum bisa memastikan mengapa anak-anak di bawah usia lima tahun bisa terpapar Covid-19. Karena, kata dia, berdasarkan aksioma awal disebutkan, anak-anak tidak akan terpapar Covid-19.

"Tentang penyakit ini kan dulu ada aksioma tidak akan menyerang anak-anak. Ternyata tidak," ujar Joni.

Joni juga mengungkapkan perbedaan pasien Covid-19 di Indonesia dan di luar negeri. Jika di luar negeri kebanyakan pasien Covid-19 di antara usia 70 tahun, di Indonesia berbeda. Dimana di tanah air, kebanyakan pasien Covid-19 berada di kisaran umur 40-49 tahun.

"Kemudian kalau dari data yang kita tabulasi, demografinya itu laki-laki lebih banyak dari perempuan. Laki-laki itu 54 persen, sedangkan perempuan hanya 46 persen," ujar Joni.

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya menyebut, ada sekitar 127 anak di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur terpapar virus corona jenis baru. Dari angka tersebut, 36 anak di antaranya berusia nol sampai empat tahun. Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia lima hingga 14 tahun.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, untuk anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak. Menurut dia, sebagian anak-anak tersebut tertular dari orang tuanya dan anggota keluarga lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini menjelaskan untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat. Oleh sebab itu, kata dia, pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis anak.

"Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak," kata Febria.

Sementara itu, lanjut dia, jika yang terpapar Covid-19 adalah sang orang tua, maka mau tidak mau memang harus menyentuh anak dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan, misalnya saat sebelum memegang bayi, maka orang tua wajib menggunakan cairan pembersih tangan dan alat pelindung wajah.

"Sebelum dia pegang bayi atau anak harus pakai cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun," katanya.

Dia juga berpesan kepada para orang tua agar dapat mempertahankan imun tubuhnya, terutama saat dirinya atau anaknya yang terkonfirmasi, terutama bagi para ibu yang mengasuh anaknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement