Selasa 02 Jun 2020 09:22 WIB

Insiden Floyd, Gubernur New York Minta Reformasi Kepolisian

Gubernur Andrew Cuomo menyerukan reformasi kepolisian setelah insiden George Floyd.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria dengan palu menyerang pria lain sebagai akibat dari ketidaksepakatan tentang vandalisme selama demonstrasi atas kematian George Floyd, yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis, di New York, AS, 31 Mei 2020. Gubernur New York Andrew Cuomo serukan reformasi kepolisian usai insiden George Floyd
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Seorang pria dengan palu menyerang pria lain sebagai akibat dari ketidaksepakatan tentang vandalisme selama demonstrasi atas kematian George Floyd, yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis, di New York, AS, 31 Mei 2020. Gubernur New York Andrew Cuomo serukan reformasi kepolisian usai insiden George Floyd

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Gubernur New York Andrew Cuomo menyerukan larangan nasional terhadap perbuatan mencekik dan kekuatan berlebihan oleh polisi, Senin (1/6) waktu setempat. Cuomo meminta warga menggunakan momen keresahan ini untuk mendorong para politisi melakukan perubahan guna meningkatkan lembaga permasyarakatan.

Sementara itu, terkait komentar untuk kepolisian, ia menyerukan larangan mencekik dan kekuatan berlebihan serta untuk penyelidikan independen penyalahgunaan polisi. "Tidak cukup untuk keluar demo dan mengatakan 'saya marah, saya frustrasi'. Namun, Anda harus menambahkan agenda reformasi positif," ujar Cuomo dalam konferensi pers hariannya.

Baca Juga

Cuomo mengatakan, beberapa tindakan petugas polisi New York City selama protes itu mengganggu. Hal itu dikatakannya berdasarkan sebuah video yang dibagikan secara daring. 

Video itu menunjukkan sebuah mobil polisi melaju ke kerumunan, sementara yang lain menunjukkan seorang demonstran disemprot semprotan merica. Pada saat yang sama, Cuomo mencerca orang-orang yang mengeksploitasi protes untuk menjarah dan merusak.

Dia pun menggemakan para pemimpin politik lainnya dengan mengatakan bahwa orang luar dalam banyak kasus menghasut tindakan kekerasan. Menurut dia, kekerasan akan berperan ke tangan orang-orang yang akan menggunakannya untuk menentang perubahan progresif.

"Mereka akan mencoba membuat semuanya tentang kriminalitas, yang saya percaya merupakan penyimpangan dari protes," kata Cuomo. Cuomo juga mengatakan, pihaknya akan membahas kemungkinan jam malam untuk New York City, seperti yang diberlakukan di kota-kota lain, termasuk Wali Kota Bill de Blasio.

Dia khawatir protes keras yang dipicu oleh kematian seorang pria kulit hitam Afrika-Amerika George Flyod yang tak bersenjata di Minneapolis dapat menghambat pembukaan kembali Kota New York.

Cuomo juga mengatakan kekhawatirannya terhadap demonstrasi selama beberapa malam terakhir sebagai tanggapan atas kematian George Floyd dapat menyebabkan lonjakan infeksi virus corona. Hal ini, menurut dia, menghambat upaya untuk menghentikan penyebarannya.

Dia mengatakan, kerusuhan itu dapat memperumit rencana kota untuk mulai dibuka kembali pada 8 Juni. "Ini kontraproduktif untuk New York City dalam banyak hal," katanya dikutip Channel News Asia, Selasa (2/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement