REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat kenaikan rata-rata tarik tunai harian pada minggu ketiga hingga lebaran Mei 2020 mengalami kenaikan sebesar 23 persen. Angka ini setara dengan lebih dari dua juta transaksi per hari.
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan volume transaksi tarik tunai juga meningkat sebesar 29 persen dibandingkan dengan rata-rata transaksi tarik tunai harian selama minggu pertama dan kedua Mei 2020.
“Meskipun pada Lebaran 2020 ini cukup berbeda, dimana terdapat berbagai batasan aktivitas untuk menurunkan kurva Covid-19 ini, data transaksi tarik tunai harian masih menunjukkan tren peningkatan,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/6).
Menurutnya kegiatan tarik tunai di Mandiri ATM cenderung meningkat. Hal ini selaras dengan budaya masyarakat dalam membagikan THR kepada sanak saudara/keluarga/kerabat sebagai bentuk syukur membagikan rezeki dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri.
“Pada 2020 ini, Lebaran cukup berbeda dimana masih diterapkannya PSBB, sehingga terjadi berbagai pembatasan aktivitas luar rumah untuk menurunkan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia,” ucapnya.
Dengan demikian, kegiatan transaksi keuangan lebih banyak dilakukan menggunakan layanan e-channel bank baik melalui ATM & mandiri online dan kegiatan transaksi melalui cabang mulai berkurang. Tarik tunai di ATM masih cukup tinggi mengingat ATM menjadi satu-satunya layanan e-channel yang memiliki fitur tarik tunai.
Sementara Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menambahkan realisasi pemenuhan kebutuhan kas selama periode lebaran 2020 sebesar Rp 16 triliun. Nilai ini turun 36,6 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 25,2 triliun.
Hal ini disebabkan oleh singkatnya periode libur lebaran 2020 dibandingkan tahun sebelumnya serta turunnya transaksi penarikan tunai nasabah akibat pandemi Covid-19.
“Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, Bank Mandiri mampu mengelola persediaan stok kas secara efisien dari rata-rata harian sebesar Rp 23,3 triliun pada lebaran 2019 menjadi Rp 18,6 triliun selama lebaran 2020,” ucapnya.
Menurutnya efisiensi persediaan stok kas tersebut disesuaikan dengan penutupan sementara operasional dari sejumlah cabang dan ATM. Adapun rincian persediaan stok kas Bank Mandiri selama lebaran 2020 antara lain kas cabang sebesar Rp 8,2 triliun atau turun Rp 3,8 triliun atau 31,3 persen, kas ATM sebesar Rp 4,1 triliun turun Rp 0,8 triliun atau 17,3 persen, kas untuk pengisian ATM (CIT ATM) sebesar Rp 4,3 triliun turun Rp 0,3 triliun atau 6,6 persen, kas CDM & CRM sebesar Rp 1 triliun turun Rp 0,1 triliun atau 5,7 persen dan kas titipan Bank Indonesia sebesar Rp 1,1 triliun atau naik Rp 0,2 triliun atau 29,4 persen.