REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan bahwa galaksi Bima Sakti yang kita tinggali memiliki halo yang jauh lebih panas dari perkiraan sebelumnya. Peneliti memperkirakan, jika panas dalam halo 10 kali lipat lebih panas dari perkiraan sebelumnya.
Untuk diketahui, Galaksi Bima Sakti termasuk dalam galaksi Spiral. Galaksi spiral tersusun atas 3 bagian utama, yaitu bagian bulge, halo, dan piringan. Halo memiliki unsur debu, gas, dan materi gelap lainnya yang melilit dan berkumpul.
Temuan ini membantu peneliti lainnya untuk memahami halo, temuan baru ini juga ingin mengetahui bagaimana halo dan galaksi itu terbentuk.
Menurut Smita, pihaknya juga sedang mencoba mempelajari tentang unsur-unsur yang membentuk halo. Termasuk keseluruhan tentang suhu di cahaya itu.
"Mengetahui hal-hal itu dapat membantu kita memahami lebih banyak tentang bagaimana galaksi terhubung dengan seluruh alam semesta, dan bagaimana mereka terbentuk, serta dari mana unsur-unsur itu mungkin berasal," ungkap dia, dilansir dari The Independent.
Di awal penelitian yang dilakukan itu, para peneliti mengukur panas halo dengan melihatnya melalui teleskop XMM-Newton, yang dijalankan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Mereka juga mengumpulkan sinar-X yang seharusnya terhalang oleh atmosfer Bumi. Lebih jauh, data itu berfokus pada arah tertentu di dalam Bima Sakti dan menunjukkan bahwa lingkar cahaya itu jauh lebih panas.
"Itu menunjukkan kepada kita bahwa lingkaran cahaya itu jauh lebih panas daripada yang kita ketahui, tetapi itu belum menunjukkan kepada kita apakah itu yang terjadi di seluruh galaksi," tambah dia.