REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lewis Hamilton turut buka suara atas tindakan rasial yang menjadi isu global saat ini. Ini bukan pertama kalinya Hamilton mengunakan pengaruh besarnya untuk isu dunia.
Termasuk mempertanyakan keputusan F1 ketika menggelar balapan di Australia awal tahun ini saat virus corona mulai menyebar. Hamilton tidak pernah ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Pria 35 tahun ini pun membela apa yang ia anggap benar.
Hamilton menjadi pembalap pertama yang mengungkapkan pikirannya tentang rasial di dunia balapan. Kali ini, ia meminta rekan sesama pembalap untuk tidak tinggal diam atas pembunuhan George Floyd, seorang pria berkulit hitam oleh polisi Amerika Serikat.
"Saya lihat sebagian dari kalian tetap diam, sebagian dari kalian adalah bintang terbesar tapi kalian malah diam di tengah ketidakadilan ini," tulis Hamilton dalam akun sosial medianya seperti dilansir dari laman Crash, Selasa (2/5).
Hamilton mengakui industri olahraga balapan memang didominasi oleh orang berkulit putih. Namun itu bukan jadi alasan. "Saya ingin membagikan pikiran saya sekarang agar kalian melihat apa yang terjadi dan mengatakan soal itu meski kalian tidak berdiri bersama kami. Saya hanya ingin tahu siapa kalian dan saya akan menemui kalian," tegasnya.
Juara dunia F1 sebanyak enam kali itu tahu maksud amarahnya. Ia pun hanya mendukung aksi protes yang damai dan tidak berujung pada kekerasan.
"Ini bukan soal Amerika, di Inggris, Spanyol, Italia, dan lainnya. Cara minoritas diperlakukan harus diubah, bagaimana orang harus diedukasi soal keberagaman, rasial, kelas, karena kita adalah sama," jelas Hamilton.
Hamilton menjadi pembalap kulit hitam pertama di F1. Tak jarang pria asal Inggris ini pun menjadi korban atas tindakan rasial selama menjadi pembalap. Kurang dari 24 jam, banyak rekan-rekan satu profesinya yang akhirnya mengungkapkan dukungan karena terinspirasi dari seruan Hamilton.