REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) mengamati dua kota di Provinsi Lampung, Bandar Lampung dan Kota Metro pada Mei 2020, terjadi deflasi sebesar 0,29 persen. Idul Fitri pada pandemi Covid-19 berpengaruh dengan menurunkan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala BPS Lampung Faizal Anwar mengatakan, deflasi pada Mei 2020, ini merupakan kondisi yang anomali dibandingkan dengan periode-periode tahun sebelumnya. "Lebaran ekarang dilanda pandemi Covid-19 sehingga berdampak pada distribusi barang maupun daya beli masyarakat," kata Faizal pada konferensi pers virtual di Bandar Lampung, Selasa (2/6).
Pada Mei 2020, dia mengatakan, Kota bandar Lampung mengalami deflasi 0,29 persen, sedangkan Kota Metro mengalami deflasi 0,35 persen. Jika kedua kota tersebut digabung, maka Provinsi Lampung pada bulan Mei 2020 terjadi deflasi sebesar 0,29 persen.
Sedangkan inflasi kalender sebesar 0,48 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,64 persen. Apabila dibandingkan dengan 2019, tahun ke tahu (yoy) pada kondisi Mei 2019 sebesar 3,6 persen, sedangkan pada 2020 sebesar 1,64 persen.
"Saat menjelang Lebaran (Idul Fitri) biasa mengalami inflasi, tapi kali ini Mei terjadi deflasi 0,29 persen. Ini karena stok barang yang berlebihan dan daya beli berkurang," ujar Faizal.
Faizal melanjutkan, perkembangan harga berbagai komoditas di dua kota pemantauan (Bandar Lampung dan Metro) pada Mei 2020, secara umum mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di dua kota, pada bulan ini terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,08 pada bulan April 2020 menjadi 104,78 pada Mei 2020 atau mengalami deflasi sebesar 0,29 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,48 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,64 persen.