REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Mantan pemain timnas Jerman Oliver Bierhoff mendukung rencana pembatasan gaji di sepak bola Jerman. Hal itu tak terlepas dari krisis keuangan seluruh klub Bundesliga karena pandemi Covid-19.
"Sudah tiba saatnya banyak yang siap untuk setidaknya membahasnya, bahkan mereka yang tidak sebelum krisis," katanya kepada t-online.de, dikutip Sportkeeda, Selasa (2/6).
Dalam beberapa tahun terakhir, lonjakan transfer dan gaji pemain sepak bola sudah dirasa jauh dari batas normal.
Para klub harus rela membakar uang demi mendaratkan pemain bintang, dengan maksud memperkuat komposisi skuat mereka. Lihat saja bagaimana Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester City melakukan praktik ini di industri sepak bola modern.
Kedua klub kaya itu terkenal loyal dalam urusan menghabiskan uang untuk mendatangkan pemain yang mereka inginkan, semisal Neymar Jr (PSG) dan Aymeric Laporte (City).
Bierhoff lantas mengeklaim hal tersebut tidak akan bagus dalam industri sepak bola di masa depan. Terlebih, saat situasi pascapandemi banyak klub Eropa yang mengalami krisis keuangan.
"Terutama dari klub terbesar di Spanyol, Inggris dan Prancis. Saya akan mendukung batasan gaji yang layak secara hukum," sambung direktur Federasi Sepak Bola Jerman (DFB).
Sebelumnya, Presiden DFB Fritz Keller menyebut saat ini adalah momen tepat untuk membicarakan soal salary cap. Di saat dunia sedang berduka soal Covid-19, di situ sepak bola punya peran penting untuk mengembalikan semangat kehidupan.
"Saya tidak berpikir bahwa penerima penghasilan tertinggi untuk penggemar adalah masalahnya. Fokusnya adalah bayaran yang tinggi hanya kepada satu atau dua pemain saja," kata dia mengemukakan konsep salary cap.