Selasa 02 Jun 2020 22:12 WIB

Perpanjang Belajar di Rumah, Yogya Siapkan Mekanisme Normal

Perpanjangan belajar di rumah di Yogyakarta hingga akhir Juni 2020 mendatang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Guru membuat tugas dan berinteraksi dengan siswa lewat Google Classroom. Ilustrasi
Foto: Antara/Maulana Surya
Guru membuat tugas dan berinteraksi dengan siswa lewat Google Classroom. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memperpanjang masa belajar mengajar di rumah melalui sistem daring atau online hingga akhir Juni 2020 mendatang. Sistem ini berlaku bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD).

Perpanjangan masa belajar di rumah ini berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta Nomor 443/5324/SE/2020. Perpanjangan dilakukan mulai 2 Juni 2020.

"Sekolah di rumah dilakukan semuanya hingga akhir tahun pelajaran 2019/2020," Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori di Yogyakarta, Selasa (2/6).

Dengan diperpanjangnya masa belajar di rumah ini, seluruh pihak diminta untuk menjaga agar aktivitas siswa tetap dilakukan di rumah. Selain itu, juga mengambil langkah-langkah antisipasi dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas.

"Pemkot Yogya tetap berusaha seoptimal mungkin menjaga mutu pendidikan di Kota Yogyakarta dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran online dari rumah," ujarnya.

Kepala Seksi Kurikulum Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Hasyim mengatakan, saat ini murid SMP tengah melaksanakan ujian kenaikan kelas melalui sistem online. Walaupun pembelajaran masih melalui sistem daring, pihaknya juga telah membuat mekanisme pembelajaran normal dengan cara tatap muka di sekolah masing-masing.

Mekanisme ini disiapkan jika nantinya sistem pembelajaran yang dijalankan sudah kembali normal. Terlebih, penerapan The New Normal direncanakan akan dimulai di seluruh kabupaten/kota di DIY, termasuk Kota Yogyakarta pada Juli 2020 mendatang.

Mekanisme yang disiapkan pun tentu dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat di masing-masing sekolah. "Kita masih menunggu aturan dari pusat, tetapi kami sudah mempersiapkan mekanismenya. Misalnya saja nomor absen ganjil akan masuk pada hari ini, lalu hari besoknya gantian dengan nomor absen genap," kata Hasyim.

Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi kerumunan yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. Selain itu, masing-masing sekolah juga diwajibkan untuk menyediakan masker cadangan bagi siswa, menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer.

Bahkan, jam pelajaran juga akan dipotong yang awalnya hingga sore akan diperpendek hingga siang hari. "Saat jam istirahat siswa dilarang untuk keluar kelas dan jajan dari luar. Saat istirahat siswa juga membawa bekal masing-masing dan akan ditunggu oleh guru di setiap kelas," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement