REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih meminta subsidi klub atau hak komersial untuk klub dinaikkan menjadi Rp 1,2 miliar-Rp 1,5 miliar, guna mendukung klub. Ia mengaku sudah menghitungnya.
Ia melihat kapasitas stadion di Indonesia rata-rata sebanyak 25.700 orang. Jika terisi setengah dari harga tiket normal sebesar Rp 50 ribu, hitung-hitungannya menjadi Rp 9,6 miliar.
"Jika dibagikan dalam delapan bulan, ketemunya jadi Rp 1,2 miliar. Itu hitungan kami," katanya dalam keterangannya di Kediri, Selasa (2/6).
Subsidi atau hak komersial klub memang diajukan untuk dinaikkan menjadi Rp 1,2 miliar-Rp1,5 miliar. Sebelumnya, subsidi yang diusulkan sebesar Rp 800 juta sekali pencairan.
Hakim dalam rapat virtual dengan PSSI juga meminta PSSI mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal itu terkait dengan kebijakan relaksasi pajak bagi pelatih dan pemain.
"Pajaknya 20 persen dan bisa lebih. Ini akan menjadi beban besar bagi klub," ujar dia.
Di masa pandemi Covid-19, lanjut Hakim, pemerintah sudah memberikan relaksasi pajak kepada seluruh industri. Tapi, khusus di industri sepak bola, relaksasi belum diberikan.
"Sementara Presiden Jokowi memberikan atensi besar ke sepak bola Indonesia. Di saat kondisi seperti ini (pandemi), akan sangat repot bila relaksasi tidak diberikan," kata dia.
Ia juga mengusulkan tentang renegosiasi kontrak pemain dan pelatih. Menurut Hakim, nominal kontrak yang sudah diterima pemain sebesar 40 persen. Sisanya sebesar 60 persen, perlu negosiasi kembali.
"Itu wajar dilakukan. Seluruh sektor industri juga melakukan hal yang sama," kata dia.
Jika renegosiasi tidak dilakukan, tambah dia, khawatir klub-klub Liga 1 mengalami kesulitan finansial di musim-musim mendatang. Namun, jika urgensinya adalah kepentingan timnas, Kemenpora bisa ikut andil dalam penyelenggaraan kompetisi.