Rabu 03 Jun 2020 05:40 WIB

Salah Kaprah Ketika Hanya Islam yang Dicap Radikal

Gerakan radikal ada di semua agama tak hanya Islam

Red: Nashih Nashrullah
Gerakan radikal ada di semua agama tak hanya Islam. Ilustrasi umat Islam.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gerakan radikal ada di semua agama tak hanya Islam. Ilustrasi umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Terma radikal berasal dari kata radix yang berarti akar. Berpikir secara radikal berarti berpikir sampai ke akar-akarnya. Terma radikal kemudian mengalami perluasan makna, karena itulah makna radikal juga berarti anti kemapanan. Kebenaran agama mulai dipersoalkan sampai kepada dasarnya.

Tidak ada agama dan umatnya yang terbebas dari gerakan radikal dalam sejarah dunia dan kemanusiaan. Agama dan umatnya tidak bisa dilepas dari lingkungan. Sejarah manusia dan kemanusiaan serta keagamaan memang mengenal grafik turun naiknya kehidupan, kemanusiaan, dan peradaban. Untuk mengenal bentuk-bentuk radikalisme kini dan esok, maka perlu dipelajari sejarah lahirnya radikalisme dalam dunia Islam.

Baca Juga

Munculnya gerakan keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer. Gerakan keagamaan yang disertai kekerasan itu hanya dilakukakn oleh organisasi besar dan mapan. Kejadian-kejadian sporadis berupa pemboman pesawat sipil, barak tentara atau pasar, juga penculikan dilakukan oleh kelompok-kelompok yang biasa disebut oleh Barat sebagai "teroris". Menurut data masyarakat Barat, sebagian mereka didukung oleh negara Libya dan sebagian lagi didukung oleh organisasi-organisasi kecil yang militan.

Maraknya gerakan radikalisme dalam masyarakat Muslim secara langsung memperteguh citra lama tentang Islam bahwa pada dasarnya agama ini bersifat radikal. Kesan ini sulit dibantah, lantaran gelombang radikalisme Islam telah menjadi bagian penting dari rentetan kekisruhan poitik sejak pertengahan abad ini.