REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN – Arab Saudi dan rezim Israel dilaporkan telah mengadakan pembicaraan rahasia selama beberapa bulan terakhir melalui mediasi Amerika tentang masuknya perwakilan Kerajaan Arab Saudi di Dewan Wakaf Islam. Dewan ini merupakan badan keagamaan yang mengawasi kompleks masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem Al Quds yang diduduki.
Diplomat utama Saudi yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada harian Israel berbahasa Ibrani Hayom, bahwa Riyadh dan Tel Aviv telah melakukan diskusi sejak Desember lalu.
Dilansir di FARS News Agency, Rabu (3/6), diskusi itu melibatkan tim perunding terbatas dari para diplomat senior dan pejabat keamanan dari Israel, Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, para diplomat itu mencatat bahwa perundingan tersebut adalah bagian dari kontrak untuk mengembangkan rencana kontroversial yang diajukan Presiden AS Donald Trump mengenai konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung beberapa dekade, yang dijuluki 'Kesepakatan Abad Ini'.
Rencana perdamaian yang disebut Trump itu membayangkan Yerusalem al-Quds sebagai ibukota Israel yang tidak terbagi, dan memungkinkan rezim Tel Aviv untuk mencaplok permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Jordan.
Selain itu, rencana Trump itu juga mengabaikan hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka. Hal ini salah satu dari bagian kontroversial lainnya.
Rencana Trump tersebut telah memicu gelombang demonstrasi di seluruh dunia. Menurut seorang diplomat senior Saudi, warga Yordania yang memiliki status khusus dan ekslusif dalam mengelola Dewan Wakaf Islam, dengan tegas menolak setiap perubahan dalam komposisi dewan tersebut. Akan tetapi, mereka kemudian melunakkan posisi mereka untuk mengizinkan kehadiran Saudi.