VIVA – Penyanyi Halsey yang ikut turut ke jalan memprotes kematian George Floyd mendapat tembakan peluru karet dan gas berulang kali.
Padahal, penyanyi berusia 25 tahun itu mengaku bahwa para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di Los Angeles beraksi damai dan tidak bergerak melewati batas. Namun, polisi diduga tidak berhenti bertindak terlalu berlebihan menghadap para demonstran.
Floyd meninggal dunia saat ditangkap oleh polisi di luar sebuah toko di Minneapolis, Minnesota. Lehernya ditekan dengan lutut oleh seorang petugas polisi.
Halsey kemudian membagikan foto hitam putih yang diambil saat demonstrasi melalui Instagram story.
"Kami mengangkat tangan ke atas dengan damai tidak bergerak melanggar batas. Mereka menembaki peluru karet dan gas air mata berkali-kali ke arah kami. Warga tidak memprovokasi mereka," tulisnya seperti dikutip laman AsiaOne.
"Sebagian besar kami hanya memohon mereka memberikan empati, untuk mempertimbangkan ulang, untuk mempertimbangkan kemanusiaan dan sejarah serta masa depan negara kami.
"Mereka menembak berkali-kali. Aku tertembak dua kali. Satu kali oleh peluru dan satu kali oleh pecahan bom. Kami ditembaki gas air mata berulang kali selama berjam-jam," lanjutnya.
Meski demikian, Halsey mendorong para pengikutnya untuk memiliki keberanian dan berjanji akan kembali berunjuk rasa. Dia juga menjawab kebingungan serta memastikan bahwa ia tidak ditangkap saat berunjuk rasa. Ia pun mengajak para penggemarnya untuk berdonasi untuk membantu biaya membebaskan para demonstran yang ditangkap.
"Aku tidak ditangkap. Aku aman. Ada orang-orang yang harus aku selamatkan karena banyak dari mereka memiliki visa. Aku + banyak orang sebayaku ditembak, terkena gas air mata + diantagoniskan. Garda depan tenang + tidak memprovokasi. Tapi banyak yang tidak aman + banyak yang ditahan. Donasi untuk memberi jaminan pada organisasi! Aku melakukannya saat ini," tulisnya lagi.
Selain itu, Halsey juga mendorong mereka yang memiliki keahlian medis untuk membantu para pengunjuk rasa. Ia pun melakukannya sendiri menolong para demonstran yang terluka.