REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pekerja yang masih bekerja atau sementara dirumahkan karena terdampak Covid-19 keduanya sama-sama mengalami penurunan pendapatan. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan BPS, baru-baru ini.
“Sebanyak 35,78 persen responden yang masih bekerja mengaku mengalami penurunan pendapatan,” demikian keterangan hasil survei BPS dikutip di Jakarta, Rabu (3/6). Sedangkan persentase responden yang mengalami penurunan pendapatan pada pekerja yang sementara dirumahkan, lebih tinggi yakni mencapai 60,74 persen.
Berdasarkan survei BPS, pekerja atau buruh yang dirumahkan karena pandemi Covid-19 tetap berhak mendapatkan upah penuh atau pemotongan upah jika sudah disepakati perusahaan dan pekerja.
BPS merinci paling banyak sebesar 70,53 persen pekerja yang berpendapatan hingga Rp 1,8 juta mengaku pendapatannya menurun. Sisanya penurunan pendapatan juga dirasakan pekerja yang berpenghasilan Rp 1,8 juta hingga Rp 3 juta sebanyak 46,77 persen.
Kemudian, penghasilan Rp 3 juta-Rp 4,8 juta mengalami penurunan pendapatan sebesar 37,19 persen, pendapatan Rp 4,8 juta hingga Rp 7,2 juta sebanyak 31,67 persen dan pendapatan di atas Rp 7,2 juta sebanyak 30,34 persen mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Pekerja yang berkutat di sektor pariwisata merupakan pekerja yang paling terdampak karena Covid-19 yang pendapatannya mengalami penurunan. Mereka bekerja di tiga lapangan usaha terkait pariwisata yakni perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan motor sebanyak 70,39 persen.
Kemudian, disusul 62,60 persen pekerja di sektor transportasi dan pergudangan dan paling banyak di sektor akomodasi, makan minum sebesar 76,84 persen pekerja mengalami penurunan pendapatan.
BPS mengadakan survei sosial demografi dampak Covid-19 kepada 87.379 responden di sejumlah kota di seluruh Indonesia namun paling banyak yakni 58 persen tersebar di Pulau Jawa. Dalam survei itu juga disebutkan dari 87.379 responden, sebanyak 2,52 persen di antaranya baru mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaannya tutup.
Kemudian, sebanyak 18,34 persen bekerja tapi sementara dirumahkan dan sebanyak 56,40 persen responden masih bekerja serta sisanya 22,74 persen tidak bekerja.
Survei sendiri diadakan dalam jaringan atau online sehingga mengakibatkan informasi mengenai survei cenderung sampai kepada individu yang memiliki akses dan literasi terhadap internet yang tinggi. Sebanyak 71 persen responden memiliki latar belakang pendidikan sarjana, dan sisanya SMA sederajat (27 persen) dan di bawah SMA (2 persen).