REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Virologis dan anggota Komisi Medis Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Profesor Vincenzo Salini mengatakan, protokol medis terhadap Serie A masih dapat diubah. Ini karena situasi Italia berangsur kondusif menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam protokol medis yang sudah dirilis, seluruh pemain, pelatih, dan staf wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari sebelum Serie A bergulir 20 Juni nanti.
Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan bertambahnya kasus baru virus corona dalam sepak bola domestik. Sebab jika ada satu orang yang terjangkit, maka ada kemungkinan seluruh kompetisi akan dihentikan.
"Jika lebih dari satu tim harus berhenti, maka ada kemungkinan (kompetisi dihentikan). Namun jika hanya satu, mungkin kompetisi dapat tetap berjalan," kata Salini kepada Rai Sport dilansir Football Italia, Rabu (3/6). "Setelah menemui serangkaian kesulitan, kondisi saat ini semakin kondusif. Secara klinis dan epidemologis, penyebaran virus semakin melemah."
Hal tersebut dibuktikan setelah beberapa virologis di Italia yang mengklaim dinamika sebaran kasus positif Covid-19 jauh berkurang dibandingkan bulan lalu.
"Kami tidak tahu mengapa ini terjadi. Mungkin suhu panas yang menyebabkannya, atau bahkan virus sudah bermutasi. Faktanya, kami sudah tidak memiliki pasien yang dirawat intensif di RS San Raffaele, Milan," jelas Salini. "Kami masih memantau bagaimana situasi berkembang. Tapi dengan penularan yang berkurang, mungkin kami bisa mengubah protokol medis di kemudian hari. Saya masih yakin musim 2019/2020 dapat berjalan."