Rabu 03 Jun 2020 15:26 WIB

WHO: Amerika Latin 'Zona Merah' Baru Covid-19

WHO sebut Amerika Latin telah menjadi 'zona merah' penularan Covid-19 di dunia

Rep: Anadolu Agency/ Red: Christiyaningsih
 Para migran Peru beristirahat di dalam tenda darurat di sebuah kamp di luar konsulat Peru untuk menuntut repatriasi, di tengah penyebaran virus corona baru dan kurangnya pekerjaan di Santiago, Chili, Juni, Selasa, 2, 2020. WHO sebut Amerika Latin telah menjadi 'zona merah' penularan Covid-19 di dunia.
Foto: AP/Esteban Felix
Para migran Peru beristirahat di dalam tenda darurat di sebuah kamp di luar konsulat Peru untuk menuntut repatriasi, di tengah penyebaran virus corona baru dan kurangnya pekerjaan di Santiago, Chili, Juni, Selasa, 2, 2020. WHO sebut Amerika Latin telah menjadi 'zona merah' penularan Covid-19 di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan ini bahwa Amerika Latin telah menjadi 'zona merah' penularan Covid-19 di dunia. Diperlukan solidaritas dan dukungan bagi negara-negara ini untuk mengatasi pandemi.

Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan pada Senin mengatakan empat dari 10 negara di dunia dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi berada di Amerika Latin. Brasil, Peru, dan Cile mengalami kenaikan kasus harian tertinggi, tetapi jumlahnya juga meningkat di Argentina, Bolivia, Kolombia, dan Haiti.

Baca Juga

"Negara-negara harus bekerja sangat sangat sulit untuk memahami skala infeksi, tetapi juga sistem kesehatan mulai mendapat tekanan di seluruh wilayah," kata Ryan pada konferensi pers virtual.

Amerika Latin telah menembus satu juta kasus dan mencatat lebih dari 50 ribu kematian. Brasil mengonfirmasi 623 kematian baru dalam 24 jam terakhir dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi mencapai 555.383 dan lebih dari 31 ribu kematian.

Meskipun negara bagian Rio de Janeiro melaporkan lebih dari 54 ribu kasus dan 5.462 kematian namun gereja, toko mobil dan toko perabotan rumah semuanya diizinkan untuk dibuka. Sementara orang-orang mulai berolahraga di sepanjang pantai dan berenang di lautan.

Pekan lalu, jumlah korban di Rio melebihi yang dilaporkan di seluruh daratan China selama epidemi. Di Brasil yang berpenduduk 210 juta orang, tindakan karantina telah diterapkan secara berbeda di setiap negara bagian dan kota. Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro sering menyerukan pencabutan pembatasan untuk melindungi ekonomi dan pekerjaan.

Meksiko juga membuka kembali sebagian negara pekan ini, meskipun masih melaporkan ribuan infeksi Covid-19. Mereka mulai mengaktifkan kembali industri otomotif, pertambangan, dan konstruksi meskipun negara itu telah mencatat lebih dari 10 ribu kematian.

Presiden Andrés Manuel López Obrador memulai tur di negara bagian Quintana Roo, di mana kota resor Cancún berada, pada Senin. Obrador mengatakan ekonomi negara itu harus dibuka kembali untuk kebaikan rakyat. Peru telah memperpanjang darurat nasionalnya hingga akhir Juni. Negara ini telah mencatat lebih dari 170 ribu kasus virus korona.

Sementara itu, Cile, yang juga masih di bawah pembatasan ketat, melaporkan total 108.686 kasus. Namun, WHO juga menyoroti Uruguay sebagai kisah sukses Amerika Latin dalam mengelola Covid-19.

Di negara kecil berpenduduk lebih dari tiga juta orang itu, hanya ada 826 kasus dan 23 kematian. Padahal negara itu tidak pernah menerapkan karantina total.

https://www.aa.com.tr/id/dunia/who-amerika-latin-jadi-zona-merah-baru-covid-19/1862983

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement