Rabu 03 Jun 2020 16:15 WIB

Perang tanpa Kontak Fisik Melawan Pasukan Bani Sulaim

Perang tanpa kontak fisik melawan Bani Sulaim terjadi ketika Syawal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Perang tanpa kontak fisik melawan Bani Sulaim terjadi ketika Syawal. Ilustrasi komandan perang Rasulullah.
Foto: MgIt03
Perang tanpa kontak fisik melawan Bani Sulaim terjadi ketika Syawal. Ilustrasi komandan perang Rasulullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat sejumlah peristiwa penting selama Syawal dalam sejarah Islam. Salah satunya, perang melawan Bani Sulaim yang terjadi di akhir Syawal tahun kedua Hijriyah.

Dikutip dari buku 'Ensiklopedi Peperangan Rasululloh SAW' karya Syekh Mahmud Syakir pada Kamis, (28/5), perang terhadap Bani Sulaim terjadi di Qurqarah Al-Kurar yaitu sebuah daerah penghubung kota Makkah dan Madinah. Pengerahan pasukan Muslim kali ini untuk menghentikan perlawanan Bani Sulaim dan Ghathfan.

Baca Juga

Kaum Muslimin sudah lebih dulu mendengar bahwa Bani Sulaim dan Ghathfan mengadakan persiapan guna mengajak perang. Kaum Muslimin tak tinggal diam.

Padahal Rasulullah SAW baru saja kembali ke Madinah setelah melalui perang Badar. Namun beliau tidak menetap di Madinah kecuali hanya selama tujuh hari saja. Siba’ bin ‘Urthufah Al-Ghifari ditunjuk sebagai wakil sementara Rasulullah SAW di Madinah selama peperangan.

"Rasulullah SAW dan istrinya keluar bersama dua ratus prajurit (riwayat lain menyebut 300). Pasukan dibagi menjadi dua kelompok, ada prajurit yang memakai kendaraan dan ada yang berjalan kaki," tulis Mahmud Syakir.

Namun Rasulullah SAW beserta pasukannya kaget ketika tiba di tempat pasukan Bani Sulaim dan Ghathfan berada. Kelompok Muslimin hanya mendapati tempat yang baru saja dipakai sebagai lokasi pertemuan.

Rombongan Rasulullah SAW tak menemukan satu pun kalangan Bani Sulaim atau Ghathfan. Belakangan diketahui, mereka telah lari tunggang langgang saat mengetahui kabar bergeraknya pasukan Muslimin yang dipimpin langsung Rasulullah SAW ke sana. 

Rasulullah sempat menuju lembah Qarqaratul Kudr. Sesampainya disana Rasulullah juga tidak mendapati pasukan musuh, melainkan hanya lima ratus ekor unta yang mereka tinggalkan.

Dengan kaburnya Bani Sulaim dan Ghathfan, maka kaum Muslimin sukses meraih kemenangan tanpa bentrok fisik. Mereka juga mendapat harta rampasan perang tanpa pertumpahan darah.

Rasulullah membagikan lima ratus ekor onta yang tinggalkan Bani Sulaim. Rasulullah mengambil seperlima bagian untuknya, dan membagikan sisanya kepada seluruh pasukan ,sehingga setiap satu orang prajurit bisa mendapatkan dua ekor unta

"Rasulullah SAW dan para sahabat sempat menetap di perkampungan Bani Salim selama tiga hari. Itu untuk membuktikan bahwa daerah tersebut telah resmi dikuasai kaum Muslimin." 

Selain itu, menetapnya pasukan Muslimin disana dapat diartikan bahwa mereka tak gentar menghadapi pihak mana saja yang coba-coba melawan Islam. Setelah menetap tiga hari, barulah Rasulullah SAW dan pasukannya kembali ke Kota Madinah.

Meskipun peristiwa tersebut tidak terjadi perang antara kaum Muslimin dengan kaum musyrikin, tetapi lantaran keberangkatan Rasulullah SAW ke tempat tersebut dengan tujuan perang, maka disebut juga dengan kata “perang” untuk memerangi kaum bani Sulaim yang sengaja akan menyerang kaum Muslimin. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement