REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mengingatkan atletnya sebisa mungkin menghindari kegiatan latihan di luar ruangan atau outdoor sehingga risiko terinfeksi virus corona bisa dikurangi.
Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua Komisi Medis PB PASI dokter Ermita Isfandiary dalam teleconference di Jakarta, Rabu (3/6), menyikapi strategi latihan atletik di tengah pandemi COVID-19.
"Kalau mau olahraga di luar ruangan harus sangat hati-hati dan harus cerdas memilih lokasi. Lakukan latihan alternatif di rumah, tetap semangat untuk terus bergerak meski sedang pandemi," ujar Ermita menjelaskan.
Pemilihan lokasi latihan juga harus memperhatikan situasi di wilayah yang menjadi kediaman atlet, apakah masuk dalam daerah aman atau zona merah.
Jika berada dalam zona aman, katanya melanjutkan, atlet masih melakukan latihan di luar ruangan namun dengan porsi dan waktu yang terbatas. Sedangkan jika berada di zona merah atau bahaya, maka praktis hanya dibolehkan melakukan latihan dalam ruangan atau di area sekitar rumah.
Kendati begitu, untuk latihan yang berorientasi prestasi, Ketua Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia ini juga tak melarang atlet untuk berlatih di luar ruangan karena berkaitan dengan asupan oksigen yang lebih natural.
"Kalau di dalam ruangan sirkulasi udaranya kurang, walaupun memakai AC tetap itu tidak bagus. Boleh di luar ruangan tapi sebatas di halaman rumah," ujar Ermitamenambahkan.
Selain itu, Ermita mengimbau agar atlet tidak memakai masker jika menjalani aktivitas latihan dengan porsi yang agak berat karena bisa mengganggu proses pernapasan.
"Misalnya lari pake masker, itu jangan dilakukan. Memakai masker bisa menyebabkan kesulitan bernapas. Sehingga yang dianjurkan adalah olahraga ringan saja. Saya harap atlet-atlet bisa menjaga kewaspadaan dan cermat dalam menjalani latihan, sehingga tidak ada yang menjadi korban. Mereka ini adalah aset bangsa," katanya menambahkan.