REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Rumah tempat kelahiran Adolf Hitler di Austria akan diubah menjadi kantor polisi. Rumah di Braunau am Inn, sebuah kota yang berbatasan dengan Jerman telah cukup lama menjadi perselisihan.
Pemrintah Austria telah mengambil alih rumah itu pada 2016 untuk menghentikan tur wisata yang biasanya dilakukan oleh kelompok sayap kanan selama beberapa dekade lalu. Menteri Dalam Negeri, Karl Nehammer mengatakan, renovasi rumah kelahiran Hitler menjadi kantor polisi dijadwalkan rampung pada 2023 dan menelan biaya sekitar 5 juta euro.
"Itu adalah penggunaan yang paling tepat (untuk kantor polisi). Mengapa? Karena polisi adalah pelindung hak-hak dasar dan kebebasan," ujar Nehammer.
Nehammer mengatakan, pemenang desain proyek renovasi tersebut dimenangkan oleh firma arsitek Marte. Gambar-gambar desain dalam proyek tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar banguan tidak banyak diubah untuk mempertahankan nilai sejarah.
Seorang arsitek yang terlibat dalam pembangunan proyek tersebut, Robert Wimmer mengatakan, renovasi rumah kelahiran tokoh Nazi tersebut akan tetap mempertahankan aspek sejarah bangunan. Proyek ini dimulai pada November 2019 dengan mengundang arsitek dari seluruh Eropa untuk mengikuti lomba desain.
Di depan rumah kelahiran Hitler terdapat sebuah batu yang diukir sebuah tulisan yang berbunyi, "Fasisme tidak pernah ada lagi". Pejabat Kementerian Dalam Negeri, Hermann Feiner mengatakan, batu tersebut akan diberikan ke sebuah museum di Wina.
"Netralisasi seluruh lokasi ini, pada akhirnya akan menjadi jantung dari hasilnya," ujar Feiner sembari menambahkan bahwa netralisasi berarti perombakan arsitektur dan penggunaan bangunan untuk hal baru.
Hitler adalah pemimpin Nazi Jerman yang berkuasa antara 1933 dan 1945. Nazi telah membunuh enam juta orang Yahudi dalam peristiwa Holocaust, dan bertanggung jawab atas kematian jutaan warga sipil lainnya selama Perang Dunia II.
Austria telah lama membantah bertanggung jawab atas Nazisme. Negara tersebut menyatakan, bahwa mereka merupakan korban karena Hitler telah mencaplok Austria pada 1938. Pemerintah kerap mengatakan bahwa warga Austria adalah korban sekaligus pelaku kejahatan di bawah rezim Nazi.