Rabu 03 Jun 2020 19:29 WIB

UKM Bidang Kesehatan Potensial Berkembang Pesat

Peningkatan produksinya mencapai 200 persen

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker bedah, dan baju hazmat di di PT Multi One Plus, Kabupaten Bogor, Rabu (15/4). Produsen APD tersebut akan meningkatkan jumlah produksi, sehingga kebutuhan APD Jabar khususnya dalam dua sampai empat bulan kedepan terpenuhi
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker bedah, dan baju hazmat di di PT Multi One Plus, Kabupaten Bogor, Rabu (15/4). Produsen APD tersebut akan meningkatkan jumlah produksi, sehingga kebutuhan APD Jabar khususnya dalam dua sampai empat bulan kedepan terpenuhi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Industri maupun usaha kecil dan menengah di bidang kesehatan sangat berpotensi untuk berkembang di masa pandemi Covid-19 ataupun setelahnya. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Arifin Soedjayana, kesadaran masyarakat akan kesehatan dan perlindungan diri yang semakin meningkat pascapandemi dinilai menjadi salah satu pemicunya.

Menurut Arifin, dinasnya bersama dinas lainnya, termasuk Dinas Kesehatan Jabar, sudah menyusun rencana untuk mengembangkan industri kesehatan di Jawa Barat. Pengembangan industri di bidang kesehatan ini, selain akan mengurangi angka pengangguran akibat Covid-19, juga menambah keragaman dan penguatan industri kesehatan yang semakin menjanjikan di Jawa Barat. 

Di Jawa Barat industri pembuatan alat kesehatan seperti alat pelindung diri untuk menanganan Covid-19, laju usahanya kian kencang. Berbagai industri pakaian pun, banyak yang malah memproduksi alat pelindung diri. Bahkan beberapa perusahaan baru produsen alat pelindung diri bermunculan dengan berbagai inovasinya.

"Ada perusahaan yang bisa membuat alat pelindung diri yang kalau dipakai tidak akan kegerahan. Kemudian bisa dicuci dan dipakai ulang sampai 30 kali, bahkan kualitasnya sudah diuji oleh ITB," ujar Arifin di Gedung Sate, Rabu (3/6).

Menurut Arifin, nantinya ada efisiensi harga juga sehingga lebih murah. Inovasi-inovasi di bidang industri kesehatan ini, terus bermunculan. Peluang lainnya di bidang kesehatan adalah industri kecil dan menengah di bidang jamu atau suplemen makanan. 

Menurutnya, walaupun industri kecil dan menengah kewenangannya ada di tingkat kabupaten dan kota,  namun hal ini pun menjadi perhatiannya.

"Orang-orang sudah mulai melirik produk jamu dan suplemen untuk menambah kebugaran, untuk lansia atau anak. Ini bukan industri obat ya, tapi lebih ke industri herbal," katanya.

Menurut Arifin, hal inilah yang akan dibuat oleh pihaknya nanti bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan setidaknya penyuluhan terkait dengan industri kesehatan kepada pengusaha. Namun, ia belum mendapat data mengenai industri kesehatan seperti ini yang sudah ada di Jabar karena berskala industri kecil dan menengah."Peningkatan produksi di industri kesehatan ini bisa meningkat antara 100 hingga 200 persen," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement