Rabu 03 Jun 2020 20:42 WIB

PM Bangladesh Salurkan Bantuan untuk 13 Masjid

13 masjid mendapat bantuan dari PM Bangladesh.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
PM Bangladesh Salurkan Bantuan untuk 13 Masjid. Foto: Muslim Bangladesh shalat ied di masjid agung Baitul Mukarram in Dhaka, Bangladesh.
Foto: Monirul Alam/EPA EFE
PM Bangladesh Salurkan Bantuan untuk 13 Masjid. Foto: Muslim Bangladesh shalat ied di masjid agung Baitul Mukarram in Dhaka, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Perdana Menteri Banadesh memberikan donasi bagi 13 masjid di wilayah persatuan Aganagar Keraniganj Selatan. Masing-masing masjid diberi sumbangan sebesar 5000 Taka Bangladesh atau senilai 846ribu rupiah.

Perdana Menteri Sheikh Hasina, dalam Bangladesh Sangbad Sangstha, disebut telah memberikan bantuan keuangan lebih dari 1,2 miliar Taka Bangladesh (206 miliar rupiah) ke semua masjid di seluruh negeri, selama situasi Covid-19.

Baca Juga

Dalam rilis resmi, Ketua Paroki Aganagar, Haji M Jahangir Shah, telah menyerahkan uang itu kepada tiap-tiap komite masjid.

Beberapa masjid yang mendapatkan bantuan adalah; Masjid Golam Bazar Jame, Masjid Kadamtali Jame, Masjid Charkutub Uttarpar Jame, Masjid J Plaza Islam Aganagar, Masjid Jame Aganagar Timur, Masjid Jame Pasar Alam Nagar Khwaza. Selain itu, Masjid Baghabari Jame, Masjid Jami ZIla ParishadMarket, Masjid Chhoto, Masjid Jami Aganagar Boro, Masjid Pasar Jame Insaf,  serta Masjid Jame Aam Bagicha.

Sebelumnya, diberitakan Bangladesh telah mencabut kebijakan lockdown atau penguncian akibat Covid-19 pada Ahad (31/5). Bersamaan dengan itu, pemerintah juga mengizinkan jutaan orang kembali bekerja.

Namun, seiring pencabutan itu, Bangladesh mencatat rekor lonjakan kasus infeksi dan kematian baru akibat virus pada hari yang sama. Terkonfirmasi ada  2.545 kasus baru dan 40 kematian.

"Penguncian telah dicabut dan kami hampir menuju kehidupan reguler," kata Juru Bicara Departemen Kesehatan Nasima Sultana, dikutip di AFP, Ahad (31/5).

Wanita yang juga menjabat sebagai Direktur Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan ini mengatakan, kasus kematian baru akibat virus corona terdiri atas 33 pria dan tujuh wanita. Dia menambahkan, sekitar 1,38 persen dari pasien yang terinfeksi dinyatakan meninggal dunia.

Di ibukota Dhaka, terlihat penumpang memadati stasiun kereta api. Pun lalu lintas mulai terlihat macet akibat para pekerja yang kembali beraktivitas, setelah beberapa bulan menjalani kuncian yang menghancurkan ekonomi negara.

Beberapa di antaranya terlihat mengenakan sarung tangan dan masker saat menuju tempat bekerja. Sementara banyak masyarakat lainnya membentuk antrean panjang di bank dengan menjaga jarak. 

Ketua Yayasan Dokter Bangladesh, Shahed Rafi Pavel mengatakan, keputusan pemerintah melonggarkan lockdown dapat membahayakan negara. Dia memperingatkan peningkatan jumlah kasus dapat membuat pihak berwenang terpaksa memberlakukan kembali karantina nasional.

"Rumah sakit sudah dipenuhi dengan pasien virus corona dan jika infeksi yang cepat berlanjut, kami khawatir kami tidak akan menghadapi situasi seperti itu," kata Pavel.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement