REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan engendalian kebakaran hutan terkena dampak pandemi Covid-19 sehingga ada penghematan. Karena itu, KLHK akan berfokus kepada tujuh provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2020.
"Tapi, (penghematan) bukan terus kami tidak bekerja, tapi mengupayakan dana yang ada kami optimalkan untuk kegiatan di lapangan yang lebih prioritas. Oleh karena itu kita utamakan tujuh provinsi," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Ruandha Agung Sugardiman dalam diskusi daringPojok Iklim KLHK yang dipantau di Jakarta, Rabu (3/6).
Tujuh provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Riau menjadi fokus karena memiliki dua puncak musim kemarau dengan kebakaran yang sudah terjadi sejak Januari 2020 dan puncak pertama pada Februari-Maret sudah berhasil dilalui dengan baik.
Selain itu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat menjadi fokus karena memiliki lahan gambut dan berpotensi jika terbakar kabut asapnya akan melintas ke negara tetangga. Untuk Kalimantan Tengah dan Selatan selain lahan gambut, di daerah tersebut memiliki potensi musim kemarau yang sangat kering.
Di Kalimantan Timur, KLHK mewaspadai kebakaran pada gambut. Selain itu, ada potensi "self ignitation" (kebakaran spontan) jika suhu panas akibat cadangan batu bara di daerah tersebut.
KLHK sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan karhutla di tujuh provinsi tersebut sejak awal 2020. Termasuk upaya pemadaman di Riau sudah dilakukan sejak 2 Januari 2020 disertai dengan patroli, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan bom air.
Selain tujuh provinsi menjadi fokus, terdapat enam wilayah lain yang menjadi perhatian untuk waspada karhutla yaitu Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, dan Papua. "Upaya pencegahan karhutla di tengah pandemi Covid-19 tetap dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan," kata Ruandha.