REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank CIMB Niaga sedang merevisi target bisnis dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk menyesuaikan dengan wabah Covid-19. Direktur CIMB Niaga Syariah, Pandji P Djajanegara menyampaikan pertumbuhan kuartal I masih sesuai target namun kuartal selanjutnya akan berbeda.
"Proyeksi kuartal selanjutnya akan ada koreksi, karena semua restrukturisasi baru dilakukan mulai April, jadi efeknya baru terasa di kuartal II," katanya kepada Republika.co.id, baru baru ini.
Pandji menyampaikan, total aset naik 20 persen per Maret 2020 menjadi Rp 42,3 triliun (yoy). Pertumbuhan pembiayaan juga naik di atas rata-rata industri perbankan yakni sebesar 23 persen jadi Rp 34,5 triliun. Funding atau pendanaan naik 14 persen jadi Rp 30,3 triliun.
Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) turun dari 1,15 persen jadi 1,07 persen. Pandji menyampaikan, regulator telah memberikan kesempatan kepada bank untuk revisi RBB.
"Ini kita sedang mulai lakukan, tentunya akan berkurang dibandingkan dengan original RBB," katanya.
Kondisi ekonomi akan tertransmisi ke kinerja bank secara keseluruhan, meski tetap ada potensi pertumbuhan. Namun, bank masih belum bisa menilai bagaimana proyeksi hingga akhir tahun. Kinerja pada kuartal II akan memudahkan prediksi akhir tahun lebih presisi.