Kamis 04 Jun 2020 11:35 WIB

Kapal Laut Hilang, TNI AU Kerahkan Pesawat Intai Boeing

TNI AU dan Basarnas Kota Makassar cari kapal yang hilang di perairan Wanci, Sultra.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pesawat intai Boeing B-737-200 TNI AU.
Foto: Antara
Pesawat intai Boeing B-737-200 TNI AU.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akhirnya mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737-200 Skuadron Udara 5 bersama tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Makassar untuk membantu penanganan pencarian kecelakaan kapal laut lalu hilang yang terjadi di perairan Wanci, Sulawesi Tenggara (Sultra). "Pesawat TNI AU Boeing B-737-200 sudah lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin untuk melakukan pencarian di sekitar perairan Pulau Wanci, Kendari, dengan estimasi sekitar dua jam pada ketinggian 10 ribu kaki," ujar Kepala Basarnas Kota Makassar, Mustari, Kamis (4/6).

Dalam pencarian itu, mereka telah berkoordinasi dengan Lanud Sultan Hasanuddin untuk pergerakan pencarian sehingga diberikan dukungan mengunakan pesawat intai strategis dalam melakukan pencarian udara sesuai rute yang direncanakan. Adapun tim yang terlibat di pesawat terbang intai strategis B-737-200 terdiri atas dua personel Badan SAR Nasional dan 14 personel Skuadron Udara 5 Intai Strategis yang mengawaki B-737-200 itu.

Pesawat intai strategis ini akan bergeser menyisir ke perairan Kur Maluku untuk memantau area duga kecelakaan kapal cepat yang memuat 10 orang. "Semoga pelaksanaan pencarian udara hari ini pada dua titik kecelakaan membuahkan hasil sehingga korban bisa ditemukan," kata Mustari berharap.

Sebelumnya, Basarnas Kota Makassar dan TNI AU Hasanuddin melaksanakan operasi pencarian kecelakaan kapal di Kendari dan Ambon belum lama ini. Kecelakaan kapal laut itu terjadi di perairan Wanci, Sulawesi Tenggara. KM Dua Putri GT 26 dikabarkan bocor lambung dengan POB tujuh orang. Di samping itu, terdapat kecelakaan speed boat dengan POB 10 orang di perairan Kur, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, yang pencariannya dipantau melalui udara.

Dua kecelakaan kapal yang terjadi ini juga ditangani Basarnas Kendari dan Ambon. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda posisi korban, sementara area wilayah pencarian di laut cukup luas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement