Kamis 04 Jun 2020 13:49 WIB

Selandia Baru Tolak Pembukaan Penerbangan ke Australia

Pemerintah Selandia tolak permintaan pembukaan penerbangan ke Australia pada Juli

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pesawat terparkir di Christchurch Airport, Selandia Baru. Pemerintah Selandia tolak permintaan pembukaan penerbangan ke Australia pada Juli. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Pesawat terparkir di Christchurch Airport, Selandia Baru. Pemerintah Selandia tolak permintaan pembukaan penerbangan ke Australia pada Juli. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON - Pemerintah Selandia Baru pada Kamis menolak permintaan para pemimpin bisnis untuk memulai kembali penerbangan ke Australia dalam waktu satu bulan. Pemerintan menolak lantaran Juli dinilai sebagai jangka waktu yang terlalu singkat.

Suatu kelompok lobi bisnis Australia dan Selandia Baru bermaksud untuk mengajukan proposal kepada pemerintah pekan ini. Kelompok ini mengusulkan untuk mulai membuka perjalanan antara ibu kota kedua negara dengan penerbangan uji segera pada 1 Juli.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengatakan tidak ada rencana yang telah disepakati. Ini karena kedua negara masih terus membahas cetak biru untuk membuka kembali jalur penerbangan antarkedua negara. Peters menambahkan bahwa tanggal itu (1 Juli) "terlalu dini".

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada awal Juni mengatakan bahwa September adalah waktu yang lebih realistis untuk dimulainya kembali penerbangan. "Ini akan lebih bergantung pada Australia daripada kami karena mereka telah memiliki sistem federal dan mereka masih belum membuka penerbangan antarnegara bagian (Australia)," kata Peters kepada wartawan.

Menlu Selandia Baru itu menambahkan bahwa pembukaan kembali penerbangan pertama kedua negara tidak mungkin untuk rute Wellington-Canberra, mengingat ada banyak kota lain yang lebih berpenduduk di kedua negara.

"Saya tidak menentang (penerbangan ke) Canberra. Tetapi saya menginginkan pergerakan populasi massal berdasarkan permintaan daripada (hanya berdasarkan) ibu kota," katanya.

Berkurangnya jumlah kasus virus corona aktif dan baru di kedua negara telah membuka jalan bagi usulan pelonggaran pembatasan perjalanan. Selandia Baru pada Kamis melaporkan tidak ada kasus baru Covid-19 selama 13 hari berturut-turut dan hanya memiliki satu kasus aktif.

Australia telah melaporkan setiap hari angka tunggal dan angka dua digit yang rendah untuk kasus baru Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Australia memiliki 490 kasus aktif, dengan hanya 25 orang dirawat di rumah sakit.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement