Kamis 04 Jun 2020 14:10 WIB

Korut Geram Para Pembelot Sebarkan Selebaran Anti-Korut

Korut memperingatkan Korsel agar menghentikan penyebaran selebaran tersebut.

 Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel. (AP/Ahn Young-joon)
Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel. (AP/Ahn Young-joon)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --- Saudari pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, memperingatkan Korea Selatan untuk menghentikan para pembelot mengirim selebaran anti-Korut ke zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara. Menurutnya, pihak Korut dapat membatalkan perjanjian militer bilateral yang disepakati baru-baru ini jika kegiatan penyebaran itu berlanjut.

Kim Yo-jong yang bertugas secara tidak resmi sebagai kepala staf Kim Jong-un, mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA pada Kamis.

Yo-jong merujuk pada ribuan "selebaran anti-Korea Utara" berjudul "Para Pembelot dari Utara" yang baru-baru ini disebar di sepanjang sisi Utara dari zona demiliterisasi yang dijaga ketat.

"Jika tindakan niat jahat seperti itu yang dilakukan di depan mata kami dibiarkan begitu saja dengan dalih 'kebebasan individu' dan 'kebebasan berekspresi', pemerintah Korea Selatan harus segera menghadapi fase terburuk," kata pernyataan KCNA.

Menanggapi pernyataan Korea Utara, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, menyerukan penghentian operasi selebaran itu.

"Mengirim selebaran meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara, menimbulkan risiko kerusakan lingkungan dan membahayakan properti pribadi," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Yoh Sang-key. Pemerintah, kata ia, telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran selebaran itu beberapa kali.

Kim Yo-jong memperingatkan tentang kemungkinan pembatalan perjanjian militer antar-Korea, yang disepakati untuk menghilangkan ancaman praktis perang, sebagai akibat dari penyebaran diam-diam selebaran anti-Korut. "Kesepakatan militer yang dicapai pada 2018 hampir tidak ada nilainya,, kata Yo Jong.

Dia juga memperingatkan bahwa Korea Utara akan menarik diri dari proyek industri Kaesong dan menutup kantor penghubung bersama di kota perbatasan Utara kecuali Seoul menghentikan tindakan (penyebaran) semacam itu. Kim Yo Jong belakangan ini paling terlihat hadir di sekitar kakaknya -- Kim Jong-un -- dalam dua tahun terakhir. Yo-jong secara resmi menjabat sebagai wakil direktur Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement