REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Antrean di bank makanan Spanyol membeludak, karena krisis pandemi virus corona telah membuat sejumlah warga jatuh dalam jurang kemiskinan. Seorang warga, Aracely Mediavilla mengatakan, pengiriman makanan dari sukarelawan yang berbasis di Barcelona telah menyelamatkan hidup keluarganya, terutama kedua anaknya.
"Ini bukan hanya sekotak makanan, ini adalah kotak cinta dan harapan. Saya bersyukur karena anak-anak saya sudah bisa makan dan merasa dicintai," ujar Mediavilla.
Mediavilla telah lama tinggal di Barcelona. Namun, dia harus pergi ke Ekuador untuk mendapatkan perawatan bagi putra sulungnya, Julian yang didiagnosis menderita retinopati. Penerapan lockdown membuat Mediavilla tidak bisa mendapatkan pekerjaan sehingga dia dan ibunya, Alicia bergantung pada bantuan sekelompok paroki bernama Maria Auxiliadora atau Marry of Succour.
Para sukarelawan dari kelompok paroki tersebut mengumpulkan dana untuk memberikan kacamata khusus bagi putra Mediavilla. Mereka juga membantu ibu dua anak itu mendapatkan pekerjaan sebagai asisten administrasi di sebuah laboratorium. Para sukarelawan menyediakan makanan sebanyak tiga kali sehari bagi warga miskin dan membagikan masker.
"Kami menyediakan sarapan, makan siang dan makan malam setiap hari. Antrean terus bertambah, terutama para migran yang tidak berdokumen," ujar pendeta di Santa Anna, Peio Sanchez.
Sanchez memperkirakan populasi tunawisa di Barcelona saat ini sekitar 1.500 orang, dan akan bertambah menjadi tiga kali lipat pada dua tahun ke depan. Pemberian makanan gratis juga dilakukan di Aluche, sebuah lingkungan miskin di ibu kota Madrid.
Penerapan lockdown telah membuat sebagian besar warga Spanyol kehilangan pekerjaan dan jatuh dalam kemiskinan. Pekan lalu, pemerintah Spanyol menyetujui program dukungan pendapatan untuk sekitar 2,5 juta warga miskin. Mereka akan menerima sekitar 1.108 euro per bulan.