Kamis 04 Jun 2020 17:06 WIB

Sholat Jumat di Masjid Al-Markaz Makassar Sesuai Protokol

Pelaksanaan sholat Jumat tidak ada sistem bergiliran.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pengurus Masjid Al Markaz  Al Islami, Makassar menggelar rapat untuk rencana pelaksanaan Sholat Jumat yang mulai kembali dilaksanakan besok.
Foto: Dok: Al Markaz
Pengurus Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar menggelar rapat untuk rencana pelaksanaan Sholat Jumat yang mulai kembali dilaksanakan besok.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR --  Pengurus Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M.Jusuf Makassar, Sulawesi Selatan memutuskan kembali menyelenggarakan Sholat Jumat, mulai 5 Juni 2020. Sejak tiga bulan terakhir, masjid itu tidak menggelar Sholat Jumat sebagai upaya ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Keputusan kembali menggelar Sholat Jumat disepakati dalam rapat antara Yayasan Islamic Center (YIC) Al-Markaz Al-Islami, badan pengurus harian dan badan takmir pada Kamis (4/6). Rapat yang berlangsung di lantai satu masjid, dipimpin langsung Ketua Umum YIC, Basri Hasanuddin dan dihadiri para pengurus Masjid Al-Markaz Al-Islami.

Basri menyebut akan menerapkan protokol kesehatan ketat dalam pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Al-Markaz. Sehingga bagi jamaah yang hendak melaksanakan sholat Jumat di Al-Markaz wajib mengikuti protokol kesehatan.

"Setelah melakukan kajian dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk Edaran Dewan Masjid Indonesia dan juga koordinasi dengan Gugus Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan, maka diputuskan mulai besok, Masjid Al-Markaz kembali memfasilitas Salat Jumat. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Basri dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/6).

Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu menyebut protokol kesehatan yang harus dipatuhi setiap jamaah antara lain wajib mengenakan masker, membawa sajadah sendiri, dan menjaga jarak dalam shaf. Ia berharap kerjasama dari jamaah untuk mematuhi protokol kesehatan tersebut. Pengurus Masjid Al-Markaz akan membuat penanda jarak antar jamaah dalam shaf sehingga tidak terjadi kontak fisik.

"Disarankan pula, setiap jamaah yang kembali ke rumah masing-masing agar langsung cuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir," ujar Basri.

Meski telah dibuka untuk umum, namun pengurus Masjid Al-Markaz tidak membuka semua pintu akses masuk ke masjid. Hanya beberapa pintu yang dibuka dengan menempatkan petugas di depan pintu untuk mengontrol jamaah yang datang.

Rencananya, pelaksanaan sholat Jumat tidak ada sistem bergiliran/shift atau pengaturan gelombang satu dan gelombang kedua. Pelaksanaan sholat Jumat hanya akan dilakukan satu gelombang saja. Masjid Al-Markaz Al-Islami dalam keadaan normal mampu menampung lebih 10 ribu jamaah. Namun, karena diberlakukan ada jarak antara jamaah dalam shaf, maka diperkirakan jamaah akan meluber.

"Kami mengantisipasinya dengan membuka semua area masjid untuk pelaksanaan sholat Jumat, mulai dari lantai satu, lantai dua dan lantai tiga, serta halaman masjid. Di semua area itu, jamaah wajib mengikuti protokol kesehatan yang sudah diatur secara ketat," ucap Basri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement