REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah berupaya menjaga kinerja ekspor Indonesia agar tetap tumbuh. Salah satunya dengan membidik negara tujuan ekspor lainnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dr Kasan mengungkapkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami tekanan cukup kuat pada 2020. Hal tersebut diakibatkan pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk negara yang merupakan pasar ekspor tradisional Indonesia.
Tujuan ekspor terbesar Tanah Air meliputi Amerika Serikat dan Tiongkok. Keduanya menjadi negara yang terdampak cukup parah. "Maka demi menjaga kinerja ekspor Indonesia supaya tetap positif, Kemendag akan membidik peluang baru. Hal itu melalui ekstensifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara di wilayah Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, termasuk Eropa," jelasnya.
Kemendag mendorong peningkatan ekspor produk makanan dan minuman. Sebab, kedua produk tersebut sangat dibutuhkan dunia. Di antaranya untuk meningkatkan imunitas dan stamina. Dengan begitu, permintaan ekspor makanan serta minuman bisa melonjak signifikan.
Kemendag mencatat, negara tujuan ekspor terbesar produk makanan minuman olahan Indonesia beserta pangsa pasarnya pada 2019 yaitu Filipina sebesar 779,88 juta dolar AS atau sebanyak 18,80 persen dari total ekspor. Disusul Amerika Serikat sebesar 730,44 juta dolar AS atau 17,61 persen.
Selanjutnya Malaysia sebesar 261,99 juta dolar AS atau 6,32 persen. Kemudian Tiongkok sebesar 249 juta dolar AS atau 6 persen, dan Jepang sebesar 224,60 juta dolar AS atau sebesar 5,41 persen.